Rabu, April 2, 2025
No menu items!
spot_img

10 Hal yang Dilakukan Rasulullah SAW saat Idulfitri

Must Read
Miftah H. Yusufpati
Miftah H. Yusufpati
Sebelumnya sebagai Redaktur Pelaksana SINDOWeekly (2010-2019). Mulai meniti karir di dunia jurnalistik sejak 1987 di Harian Ekonomi Neraca (1987-1998). Pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Majalah DewanRakyat (2004), Wakil Pemimpin Harian ProAksi (2005), Pemimpin Redaksi LiraNews (2018-2024). Kini selain di Jakartamu.com sebagai Pemimpin Umum Forum News Network, fnn.co.Id. dan Wakil Pemimpin Redaksi Majalah FORUM KEADILAN.

JAKARTAMU.COM | Merayakan Idul Fitri sudah dicontohkan Rasulullah SAW. Merujuk buku How Did the Prophet & His Companions Celebrate Eid?, Rasulullah saw dan umat Islam pertama kali menggelar perayaan hari raya Idul Fitri pada tahun kedua Hijriyah (624 M) atau usai Perang Badar.

Lalu, seperti apa kebiasaan yang dilakukan Rasulullah SAW saat lebaran?

Sebagai orang yang beriman, kita memang dianjurkan meniru Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meskipun kita tidak mengetahui maksud dan hikmah dari perbuatan beliau. Allah berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً

“Sungguh telah ada teladan yang baik dalam diri Rasulullah, bagi orang yang mengharapkan Allah dan hari akhir, dan banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21).

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menegaskan: “Ayat ini merupakan dasar pokok terkait sikap meniru Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam ucapan, perbuatan, dan semua keadaan beliau. (Tafsir Ibn Katsir, 6:391).

Seanjutnya, dari beberapa riwayat disebutkan bahwa ada beberapa hal yang dilakukan Rasulullah SAW untuk menyambut dan merayakan hari Idul Fitri.

  1. Takbir

Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW mengumandangkan takbir pada malam terakhir Ramadhan hingga pagi hari satu Syawal. Allah SWT berfirman:

وَلِتُكْمِلُواالْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوااللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Artinya: “Dan hendaklah kamu sempurnakan bilangan puasa serta bertakbir (membesarkan) nama Allah atas petunjuk yang telah diberikan-Nya kepadamu, semoga dengan demikian kamu menjadi umat yang bersyukur.” (QS. Al Baqarah : 185)

  1. Segera Membayarkan Zakat

Zakat dalam Islam merupakan salah satu rukun Islam yang hukumnya wajib untuk dilaksanakan. Banyak sekali kegunaan zakat bagi orang-orang yang membutuhkan. Kewajiban membayar zakat adalah sebagai berikut:

فَرَضَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ مِنْ رَمَضَانَ عَلَى النَّاسِ صَاعًا مِنْ تَمَرٍ عَلَى كُلِّ حُرٍّ اَوْ عَبْدٍ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى

Artinya: “Rasulullah SWT memerintahkan zakat fitrah pada orang-orang di bulan Ramadan kepada manusia satu sha’ dari tamar (dua setengah kilo beras) atas orang-orang yang merdeka atau hamba laki-laki atau perempuan” (Al Hadis)

  1. Memakai pakaian terbaik

Pada hari raya Idul Fitri, Rasulullah mandi, memakai wangi-wangian, dan mengenakan pakaian terbaik yang dimilikinya. Sebuah hadis telah menyebutkan:

اَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى الْعِيْدَيْنِ اَنْ نَلْبَسَ اَجْوَدَ مَا نَجِدُ وَاَنْ نَتَطَيَّبَ بِاَجْوَدِ مَانَجِدُ وَاَنْ نُضَحِّيَ بِاَثْمَنِ مَا نَجِدُ (رواه الحاكم

Artinya: “Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk mengenakan yang terbaik dari apa yang kita temukan dan memakai wewangian dan mengurbankan hal yang paling berharga yang kita temukan.” (Diriwayatkan oleh al-Hakim)

  1. Makan terlebih dahulu

Salah satu hari yang diharamkan berpuasa adalah hari raya Idul Fitri. Bahkan, dalam kitab-kitab fiqih disebutkan bahwa berniat tidak puasa pada saat hari Idul Fitri itu pahalanya seperti orang yang sedang puasa di hari-hari yang tidak dilarang.

Sebelum salat Idul Fitri, Rasulullah SAW biasa memakan kurma dengan jumlah yang ganjil; tiga, lima, atau tujuh. Jadi, makan dulu sebelum salat merupakan sunnah pada saat hari raya Idul Fitri. Dalam sebuah hadits menjelaskan, كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ

وَسَلَّمَ لَايَغْدُوْ يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْ كُلُ ثَمَرَاتٍ وَيَأُكلُهُنَّ وِتْرًا

Artinya, “Pada waktu Idul Fitri Rasulullah saw tidak berangkat ke tempat salat sebelum memakan beberapa buah kurma dengan jumlah yang ganjil.” (HR. Ahmad dan Bukhari)

  1. Mengambil jalan yang berbeda

Mengambil jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang salat Id memiliki makna yang dalam di mana Rasulullah SAW ingin bertemu dengan orang-orang di sekitar perjalanan guna menyebarkan syiar Islam.

Kebiasaan Rasulullah ini terekam dalam hadis dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma,

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika melaksanakan salat id, beliau memilih jalan yang berbeda (ketika berangkat dan pulang).” (HR. Bukhari no. 986).

  1. Salat Id

Rasulullah menunaikan salat Idul Fitri bersama dengan keluarga dan sahabat-sahabatnya –baik laki-laki, perempuan, atau pun anak-anak.

Seluruh kalangan baik laki-laki maupun perempuan yang suci maupun sedang haid untuk keluar dan merayakan idul fitri. Hal ini dijelaskan dalam hadits berikut,

أُمِرْنَا أَنْ نَخْرُجَ فَنُخْرِجَ الحُيَّضَ، وَالعَوَاتِقَ، وَذَوَاتِ الخُدُورِ فَأَمَّا الحُيَّضُ؛ فَيَشْهَدْنَ جَمَاعَةَ المُسْلِمِينَ، وَدَعْوَتَهُمْ وَيَعْتَزِلْنَ مُصَلَّاهُم

Artinya: “Kami memerintahkan untuk keluar (ketika hari raya), dan mengajak keluar wanita haid, para gadis, dan wanita pingitan. Adapun para wanita haid, mereka menyaksikan kegiatan kaum muslimin dan khutbah mereka, dan menjauhi tempat shalat.” (HR. Bukhari 981, Muslim 890).

  1. Mengakhirkan Salat Id

Rasulullah juga mengakhirkan pelaksanaan salat Idul Fitri, biasanya pada saat matahari sudah setinggi tombak atau sekitar dua meter. Hal ini dimaksudkan agar umat Islam memiliki waktu yang cukup untuk menunaikan zakat fitrah.

Abdullah bin Busr sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar bersama manusia pada hari Idul Fitri atau Idul Adha, maka ia mengingkari lambatnya imam dan ia berkata: “Sesungguhnya kita telah kehilangan waktu kita ini, dan yang demikian itu tatkala tasbih”.

Berkata Ibnul Qayyim : “Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakhirkan salat Idul Fitri dan menyegerakan shalat Idul Adha. Dan adalah Ibnu Umar -dengan kuatnya upaya dia untuk mengikuti sunnah Nabi- tidak keluar hingga matahari terbit” [Zadul Ma’ad 1/442]

Shiddiq Hasan Khan menyatakan : “Waktu salat Idulfitri dan Iduladha adalah setelah tingginya matahari seukuran satu tombak sampai tergelincir. Dan terjadi ijma (kesepatakan) atas apa yang diambil faedah dari hadis-hadis, sekalipun tidak tegak hujjah dengan semisalnya. Adapun akhir waktunya adalah saat tergelincir matahari” [Al-Mau’idhah Al-Hasanah 43,44]

Berkata Syaikh Abu Bakar Al-Jazairi: Waktu salat Idul Fithri dan Idul Adha adalah dimulai dari naiknya matahari setinggi satu tombak sampai tergelincir. Yang paling utama, salat Idul Adha dilakukan di awal waktu agar manusia dapat menyembelih hewan-hewan kurban mereka, sedangkan salat Idul Fithri diakhirkan agar manusia dapat mengeluarkan zakat Fitri mereka” [Minhajul Muslim 278]

  1. Ucapan Hari Raya

Ucapan hari raya tentu salah satu momen yang tidak mungkin dilupakan oleh seluruh umat muslim. Ada baiknya mengucapkan:

تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ

Artinya: “Taqabbalallahu minna wa minkum (semoga Allah menerima amal kami dan kalian).”

  1. Bersilaturahmi Mengunjungi rumah sahabat

Tradisi silaturahmi saling mengunjungi saat hari raya Idul Fitri sudah ada sejak zaman Rasulullah. Ketika Idul Fitri tiba, Rasulullah mengunjungi rumah para sahabatnya. Begitu pun para sahabatnya.

Pada kesempatan ini, Rasulullah dan sahabatnya saling mendoakan kebaikan satu sama lain. Sama seperti yang dilakukan umat Islam saat ini. Datang ke tempat sanak famili dengan saling mendoakan. Menjaga silaturahmi merupakan keharusan bagi umat Islam.

Seorang muslim tidak dapat hidup sendiri melainkan saling membantu. Berkumpul dengan sanak saudara dan tetangga akan menjalin hubungan yang semakin baik.

  1. Mendatangi tempat keramaian. Suatu ketika saat hari raya Idul Fitri, Rasulullah menemani Sayiddah Aisyah mendatangi sebuah pertunjukan atraksi tombak dan tameng. Bahkan saking asyiknya, sebagaimana hadis riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim, Aisyah sampai menjengukkan (memunculkan) kepala di atas bahu Rasulullah sehingga dia bisa menyaksikan permainan itu dari atas bahu Rasulullah dengan puas.

Pelayanan Kesehatan di Salatiga Tetap Normal Pasca-Lebaran

SALATIGA, JAKARTAMU.COM | Wali Kota Salatiga, Robby Hernawan, didampingi Asisten Administrasi Umum Sekda, Sidqon Effendi, dan Kepala Dinas Kesehatan,...

More Articles Like This