Selasa, Januari 7, 2025
No menu items!

Abdul Mu’ti: Penting Menanamkan Cinta Lingkungan Sejak Dini

Must Read

KUTA, JAKARTAMU.COM | Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyatakan penting menanamkan cinta lingkungan sejak dini. Pendidikan dasar menjadi fondasi penting untuk tujuan itu. Hal ini disampaikan Mu’ti dalam Aksi Bersih Sampah Laut di Pantai Kuta, Bali, Sabtu (4/1/2025).

Dalam acara ini, ditandatangani nota kesepahaman antara Kemendikdasmen dengan Kementerian Lingkungan Hidup. Selain implementasi Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut, ini adalah wujud sebagai komitmen kedua kementerian untuk masa depan yang lebih hijau dengan memperbanyak dan meningkatkan kualitas sekolah Adiwiyata.

Sekolah-sekolah tersebut bukan sekadar tempat belajar, tetapi juga menjadi rumah bagi tumbuh kembangnya generasi yang peduli lingkungan.

Aksi Bersih Sampah Laut di Pantai Kuta diikuti 2.115 orang. Foto/humas kemendikdasmen

Baca juga: Kemendikdasmen Dukung MK Pertahankan Agama Jadi Pelajaran Wajib

”Kerja sama ini akan mendorong terciptanya budaya bangsa yang berwawasan lingkungan dan beradab,” kata Mu’ti dalam kegiatan bertajuk Merajut Asa Indonesia Bersih yang diikuti 2.115 orang tersebut.

Melalui nota kesepahaman ini, Mu’ti berharap hasil pendidikan tidak hanya sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni secara akademis, tetapi juga memahami dan mempraktikkan nilai-nilai luhur kepedulian terhadap bumi. Itulah alasan pendekatan berbasis pendidikan dalam menangani permasalahan sampah.

”Membersihkan sampah itu penting, tetapi lebih penting lagi menanamkan cinta lingkungan dan budaya hidup bersih sejak dini. Guru memiliki peran besar dalam memberikan pencerahan kepada siswa agar senantiasa hidup bersih dan sehat,” ujarnya.

Baca juga: Mendikdasmen Canangkan Program Prioritas 2025, Ini Daftarnya

“Kami berharap kesepakatan ini tidak hanya meningkatkan jumlah sekolah Adiwiyata, tetapi juga menciptakan generasi muda yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Dengan kolaborasi ini, kita dapat memastikan Indonesia yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan untuk generasi mendatang,” tutur Sekretaris Umum PP Muhammadiyah ini.

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyoroti akar permasalahan sampah laut 80% bersumber dari daratan. Hal ini mengharuskan pengelolaan sampah memang seharusnya dimulai dari daratan, melibatkan semua pihak, termasuk dunia pendidikan.

”Sudah saatnya paradigma pengelolaan sampah bergeser, dari yang semula berfokus pada penanganan di tempat pembuangan akhir menjadi pengelolaan yang komprehensif di tingkat hulu,” kata kader PKB itu.

Pencemaran Laut Pembunuh Makhluk

Sampah laut di Indonesia merupakan masalah serius yang berdampak negatif pada ekosistem laut dan kesehatan. Tingkat pencemaran akibat sampah laut di Indonesia tergolong parah, mengingat dampaknya yang luas terhadap ekosistem laut, kesehatan manusia, dan sektor ekonomi, seperti perikanan dan pariwisata

Dari sekitar 80% sampah di laut Indonesia yang berasal dari daratan, 30% di antaranya berupa plastik. Pada 2022, jumlah sampah plastik di laut Indonesia tercatat sebanyak 398.000 ton. Sampah plastik di laut berpotensi membunuh sekitar 100.000 mamalia laut.

Penyu laut, paus, lumba-lumba, dan hewan besar lainnya sering menelan sampah plastik, seperti kantong plastik yang mereka anggap ubur-ubur. Hal ini menyebabkan penyumbatan pencernaan, kelaparan, dan akhirnya kematian. Contoh terkenal adalah kasus paus sperma yang terdampar di Wakatobi pada 2018 dengan 5,9 kg plastik dalam perutnya.

Sampah laut juga membunuh 1 juta burung laut setiap tahun. Burung laut kerap menelan potongan plastik kecil, yang menggantikan ruang makanan di perut mereka dan mengakibatkan kelaparan.

Upaya penyadaran masyarakat terus dilakukan, salah satunya melalui program Adiwiyata merupakan inisiatif KLH. Pada 2024, sebanyak 720 sekolah dari berbagai wilayah di Indonesia menerima penghargaan Adiwiyata atas dedikasi mereka dalam menerapkan program pendidikan berbasis lingkungan.

Meskipun demikian, jumlah tersebut baru 10% dari total sekolah di Indonesia. Ini menunjukkan masih perlu kerja ekstra keras untuk meningkatkan partisipasi dalam program ini.

Pemerintah dan DPR Sepakati Biaya Haji 2025 Rp89,4 Juta, Jamaah Bayar Rp55,4 Juta

JAKARTAMU.COM | Pemerintah dan seluruh fraksi Komisi VIII DPR RI menyetujui Biaya Penyelenggaraan Haji (BPIH) 2025 sebesar Rp89.410.258,79 (Rp89,4...

More Articles Like This