Suatu ketika Abu Nawas ditanya seseorang, “Kapan kamu mati?”
“Maaf, barang kali Tuan bisa memberikan penjelasan sedikit terkait dengan pertanyaan Tuan tadi,” pinta Abu Nawas yang ternyata juga bisa menampilkan mimik serius.
“Begini, kalau kamu mati saya mau titip surat buat mendiang ayah saya yang telah mati beberapa tahun yang lalu,” sambungnya.
“Terimakasih sebelumnya atas kepercayaan Tuan,” jawab Abu Nawas, “Tapi maaf sekali, dengan sangat terpaksa keinginan Tuan tidak bisa kupenuhi.”
“Kenapa?” tanya Tuan kepada Abu Nawas.
Lalu Abu Nawas menjawab, “Sebab aku tak tahu jalan ke neraka Jahanam.”
Mendadak wajah orang itu merah padam, dan sambil merunduk ia pun segera pergi. Pertanyaan yang nyelekit dari Tuan kepada Abu Nawas, dijawab lebih nyelekit oleh Abu Nawas, itulah pintarnya Abu Nawas dalam kondisi yang seperti itu bisa membalasnya dengan cerdas dan penuh makna. (*)