Rabu, Januari 22, 2025
No menu items!

Aisyiyah Perkuat Ekosistem untuk Progam MBG

Must Read

JAKARTAMU.COM | Salah satu isu yang mengemuka dalam Tanwir I Aisyiyah lalu adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program memberi makan kepada masyarakat yang berlangsung sejak dua pekan lalu tersebut secara khusus menyasar anak sekolah, lansia, dan ibu hamil.

Untuk program ini pemerintah menyediakan dana APBN Rp71 triliun hingga akhir 2025. Dana sebesar itu ditargetkan bisa memberikan makan kepada 15-17 juta sasaran secara bertahap.

Sejak awal banyak yang meragukan program ini bisa terlaksana mengingat besarnya anggara yang dibutuhkan. Namun pemerintah di bawah komando Presiden Prabowo Subianto bersikukuh. Dengan pagu anggaran Rp10.000 per orang per hari, pemerintah ingin makanan yang diberikan benar-benar memenuhi standar gizi.

Banyak yang mempertanyakan pagu anggaran tersebut. ”Rp10 ribu dapat gizi apa?”. Itulah pertanyaan yang banyak terungkap. Di forum Tanwir Aisyiyah di Jakarta yang belum lama berakhir, masalah pagu program MBG ini pun mencuat.

Baca juga: Membangun Amal Usaha Baru melalui Program Makan Bergizi Gratis

”Di Jakarta ini apa-apa mahal. Bagaimana Rp10 ribu itu bisa memenuhi standar gizi? Itu catatan yang harus kami sampaikan,” ujar Ketua Pimpinan Aisyiyah (PWA) DKI Jakarta Dra. H. Ello Albugis, M.Ag kepada Menko Pangan Zulkifli Hasan setelah sebelumnya menegaskan menunggu realisasi janji-janji ketua umum PAN itu dalam tanwir.

Dua pekan setelah MBG diluncurkan, berbagai temuan terungkap. Yang terbaru adalah Gejala keracunan yang menimpa puluhan siswa SDN Dukuh 03 Sukoharjo, Jawa Tengah pada Kamis (16/1/2025).

Gejala keracunan jelas berkaitan dengan standar bahan dan keamanan makanan yang dimonitor mitra program MBG atau disebut Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Namun dari 190 SPPG, hanya sedikit saja yang benar-benar siap.

“Apakah elemen lain termasuk costjasa [masak dan distribusi] sudah masuk yang anggaran Rp10 ribu? Kita tidak tahu,” kata Associate Professor Public Health dari Monash University Indonesia, Grace Wangge, dikutip dari Tirto.

Baca juga: Muhammadiyah-Badan Gizi Nasional Teken MoU Makan Bergizi Gratis

Harga yang Tak Mungkin Seragam

Sekretaris Umum PP Aisyiyah Dr. Tri Hastuti Nur Rochimah, MSi mengakui bahwa pagu anggaran Rp10 ribu mengganjal bagi sebagian masyarakat, termasuk warga Aisyiyah. Seperti diketahui Badan Gizi Nasional (BGN) telah menandatangani nota kesepahaman untuk pelaksanaan program MBG dengan Muhammadiyah.

”Ya sebenarnya itu yang perlu didiskusikan kembali ya, kami sudah mengevaluasi ini,” ujar Tri Hastuti di sela-sela Tanwir Aisyiyah.

Sekretaris Umum PP Aisyiyah Dr. Tri Hastuti Nur Rochimah, MSi berpendapat pagu anggaran program MBG perlu didiskusikan lagi. Foto/medkom pp aisyiyah

Menurut dia, penting untuk membuat modelling atau uji coba sebelum diperluas skalanya. Uji coba dilakukan di beberapa daerah sehingga memungkinkan mengetahui kecukupan anggaran Rp10 ribu untuk pemenuhan gizi.

“Sekarang ini kan sebenarnya juga masih program modeling di beberapa tempat. Pemerintah sudah melakukan uji-coba Aisyah pun melakukan modeling seperti di TK ABA Kauman Yogyakarta. Itu akan dilakukan terus,” tutur Tri Hastuti.

Sangat mungkin, lanjut dia, pagu anggaran berbeda antara satu daerah dengan daerah lain. ”Misalnya Jakarta mungkin berbeda dengan Jawa yang, maaf misalnya agak pojok atau mana, yang melimpah sumber daya pangannya. Jadi bisa saja nanti hitungannya tidak seragam ya,” ujar Tri Hastuti.

Namun lebih jauh dari itu, bagi Aisyiyah penting adalah membangun dan memperluat ekosistem program MBG. Ekosistem yang dimaksud adalah kebutuhan pada hulu seperti penyediakan bahan pangan sampai hilir yaitu makanan yang siap disajikan.

”Ekosistem pangan itu mulai dari penyedia-penyedia makanan, kelompok-kelompok petani, kelompok-kelompok perempuan sambil memberdayakan UMKM,” tutur dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.

Menteri KKP Pastikan Penyelidikan Pagar Laut Tangerang Targetkan Pelaku

TANGERANG, JAKARTAMU.COM | Penyelidikan terkait pemasangan pagar laut sepanjang 30,16 kilometer di pesisir utara Kabupaten Tangerang, Banten, masih terus...

More Articles Like This