JAKARTAMU.COM | Keakuratan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) adalah faktor kunci keberhasilan Program Indonesia Pintar (PIP). Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PDM), Gogot Suharwoto, dalam Webinar Keterisian Data Siswa pada Dapodik untuk Program Indonesia Pintar yang digelar, Selasa (4/2/2025).
“Kehadiran Dapodik yang lengkap, sahih, reliable, relevan, dan tepat waktu ini sangat mendukung tujuan PIP dalam peningkatan perluasan akses pendidikan bagi seluruh peserta didik di Indonesia,” ujar Gogot dalam sambutan, melalui rilis yang diterima Rabu (5/2/2025).
Gogot menjelaskan tujuan utama PIP adalah membantu anak-anak dari keluarga miskin dan rentan miskin agar dapat menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengah. Ini dilakukan melalui jalur formal seperti SD hingga SMA/SMK maupun jalur nonformal seperti Paket A hingga Paket C, atau pendidikan khusus.
PIP juga berupaya mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah akibat kendala ekonomi serta menarik kembali anak usia sekolah yang telah putus sekolah untuk melanjutkan pendidikan mereka di sekolah formal atau satuan pendidikan nonformal.
Penetapan calon penerima PIP dilakukan melalui integrasi antara Dapodik yang dikelola Kemendikbudristek dan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang berada di bawah Kementerian Sosial. Langkah ini memastikan bahwa bantuan diberikan tepat sasaran kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. Dana PIP disalurkan langsung ke rekening peserta didik dengan mengacu pada prinsip efisiensi, efektivitas, transparansi, akuntabilitas, kepatutan, serta manfaat yang maksimal bagi penerima.
Sekretaris Ditjen PDM, Eko Susanto, menegaskan bahwa Ditjen PDM akan terus meningkatkan kualitas Dapodik untuk memastikan bahwa bantuan PIP dapat tersalurkan dengan tepat sasaran. Dalam kesempatan tersebut, Eko juga mengingatkan pentingnya ketepatan waktu dalam pengiriman data siswa yang valid, lengkap, dan logis, dengan batas akhir pada 10 Februari 2025.
Selain itu, ia menekankan bahwa akurasi dalam menandai data siswa yang layak menerima PIP menjadi faktor utama keberhasilan program ini. Data siswa yang belum lengkap juga harus segera diperbaiki untuk memperlancar proses verifikasi dan validasi.
Eko turut mengimbau kepala sekolah untuk menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua siswa penerima PIP guna menciptakan transparansi dan menghindari kesalahpahaman terkait penyaluran dana.
Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Kapuslapdik), Adhika Ganendra, menyoroti pentingnya keterisian data siswa pada Dapodik dalam memastikan kelancaran PIP. Ia meminta satuan pendidikan untuk segera berkoordinasi dengan dinas pendidikan setempat apabila mengalami kendala, agar tidak ada siswa yang terlewatkan dalam penyaluran bantuan ini. Adhika mengingatkan bahwa data yang tertinggal atau belum diperbarui sebelum batas waktu 10 Februari hanya akan diproses pada cut-off kedua, yakni 31 Agustus 2025.
Selain itu, Adhika juga menegaskan bahwa pemotongan dana PIP oleh pihak yang tidak berwenang dapat berujung pada sanksi pidana. Ia juga menegaskan bahwa satuan pendidikan tidak diperkenankan memasukkan nama siswa yang tidak layak sebagai penerima dana PIP. Sekolah harus memastikan bahwa dana PIP digunakan sepenuhnya untuk keperluan pendidikan dan tidak disalahgunakan.
Sebagai langkah transparansi, sekolah diwajibkan untuk mengumumkan daftar penerima sesuai dengan informasi yang terdapat dalam Aplikasi Si Pintar. Masyarakat juga dapat memantau program ini melalui empat aspek utama, yakni ketepatan sasaran penerima, ketepatan jumlah dana yang diterima, ketepatan waktu penyaluran, serta kesesuaian penggunaan dana oleh peserta didik.
Jika terdapat ketidaksesuaian dalam penyaluran PIP, masyarakat dapat melaporkannya melalui berbagai jalur pengaduan resmi, termasuk Unit Layanan Terpadu Kemendikbudristek, Inspektorat Jenderal Kemendikbudristek, Puslapdik, dinas pendidikan daerah, serta bank atau lembaga penyalur dana.
Dengan pengelolaan data yang akurat dan transparan, diharapkan Program Indonesia Pintar dapat benar-benar membantu anak-anak Indonesia menyelesaikan pendidikan mereka dan meraih masa depan yang lebih baik.