Senin, Maret 3, 2025
No menu items!

Album Minggu Kita dan Nonton Bareng di Rumah Tetangga: Nostalgia Minggu Pagi yang Tak Terlupakan

Must Read

JAKARTAMU.COM | Di era 1980-an dan 1990-an, Minggu pagi adalah waktu yang paling ditunggu-tunggu, terutama bagi anak-anak dan remaja. Salah satu acara yang selalu dinantikan adalah “Album Minggu Kita”, program musik unggulan TVRI yang menampilkan penyanyi-penyanyi favorit dengan lagu-lagu terbaru mereka. Setelah puas menikmati musik, acara dilanjutkan dengan “Dari Gelanggang ke Gelanggang”, yang menyajikan berbagai liputan olahraga dari seluruh penjuru negeri.

Namun, yang membuat momen ini begitu spesial bukan hanya acaranya, melainkan juga kebersamaan yang terjalin. Di masa itu, televisi belum menjadi barang yang umum dimiliki setiap rumah. Banyak keluarga yang belum memiliki TV sendiri, sehingga menonton bersama di rumah tetangga adalah hal yang lumrah dan menjadi tradisi yang menyenangkan.

Album Minggu Kita: Panggung Musik Sebelum Era Digital

Sebelum era YouTube dan platform streaming, satu-satunya cara menikmati penampilan penyanyi favorit adalah melalui acara televisi seperti “Album Minggu Kita”. Program ini menampilkan deretan artis terkenal, seperti Nike Ardilla, Iwan Fals, Chrisye, Ebiet G. Ade, Betharia Sonatha, Vina Panduwinata, dan banyak lagi. Lagu-lagu mereka menjadi soundtrack kehidupan bagi banyak orang pada masa itu.

Setiap Minggu pagi, anak-anak hingga orang dewasa berkumpul di depan televisi untuk menonton penampilan penyanyi-penyanyi idola mereka. Bagi yang belum memiliki TV di rumah, biasanya mereka akan berbondong-bondong ke rumah tetangga yang memiliki televisi. Tak jarang, ruang tamu menjadi penuh sesak dengan anak-anak yang duduk beralaskan tikar, sementara pemilik rumah dengan senang hati membiarkan teman-teman dan tetangganya ikut menikmati tayangan tersebut.

Nonton Bareng di Rumah Tetangga: Tradisi yang Menghangatkan

Pemandangan anak-anak dan remaja duduk berdesakan di lantai rumah tetangga, menonton TV bersama, adalah sesuatu yang biasa di masa itu. Televisi masih menjadi barang mewah bagi sebagian keluarga, terutama di desa-desa atau daerah pinggiran kota.

Tidak ada smartphone atau media sosial, sehingga hiburan utama benar-benar berasal dari satu layar kaca yang ditonton bersama-sama. Sensasi menonton TV di rumah tetangga memberikan pengalaman yang tak tergantikan: tawa bersama saat melihat aksi kocak pembawa acara, bernyanyi bareng saat lagu-lagu populer dimainkan, hingga bertepuk tangan saat penyanyi idola tampil memukau.

Bagi anak-anak, momen ini juga menjadi kesempatan untuk bersosialisasi, bertukar cerita, dan membangun ikatan yang kuat dengan teman sebaya. Tidak ada gangguan dari gawai atau internet—hanya kebersamaan yang hangat dan penuh keceriaan.

Dari Gelanggang ke Gelanggang

Setelah puas menikmati musik dari “Album Minggu Kita”, acara berlanjut dengan “Dari Gelanggang ke Gelanggang”, yang menyajikan liputan olahraga dari berbagai daerah di Indonesia.

Acara ini memperkenalkan berbagai cabang olahraga, mulai dari sepak bola, bulu tangkis, atletik, bela diri, hingga olahraga tradisional. Program ini juga menjadi ajang untuk mengenal para atlet kebanggaan nasional, seperti Icuk Sugiarto, Susi Susanti, Alan Budikusuma, Ricky Subagja, hingga Robby Darwis.

Bagi para pecinta olahraga, acara ini adalah sumber utama informasi sebelum hadirnya siaran olahraga dari televisi swasta dan internet. Tidak hanya menampilkan pertandingan, tetapi juga memberikan edukasi tentang berbagai cabang olahraga yang mungkin jarang diketahui oleh masyarakat luas.

Kenangan yang Kini Hanya Tinggal Nostalgia

Saat ini, tradisi menonton bersama di rumah tetangga hampir tidak lagi ditemukan. Televisi bukan lagi barang mewah, dan setiap orang kini memiliki akses ke hiburan pribadi melalui smartphone dan internet.

Anak-anak tidak lagi berkumpul di satu rumah untuk menonton acara favorit mereka, karena masing-masing sudah memiliki perangkat sendiri. Interaksi sosial yang dulu terjalin begitu erat kini tergantikan dengan dunia digital yang lebih individualistis.

Namun, bagi mereka yang pernah mengalami masa itu, nostalgia Minggu pagi dengan “Album Minggu Kita” dan “Dari Gelanggang ke Gelanggang” tetap menjadi bagian dari kenangan indah yang selalu dirindukan. Sebuah masa di mana kebersamaan lebih berarti daripada sekadar tontonan, dan di mana televisi bukan sekadar layar, tetapi juga jendela bagi cerita-cerita yang memperkaya kehidupan. (Dwi Taufan Hidayat)

Mendikti Brian Minta Dosen Perkuat Riset untuk Keluar dari Middle Income Trap

JAKARTAMU.COM | Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menekankan pentingnya riset dan inovasi kepada para dosen....

More Articles Like This