Kolaborasi antara berbagai elemen masyarakat adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang baik. Dalam hal ini, pemimpin dapat memfasilitasi forum-forum komunitas yang melibatkan semua lapisan masyarakat. Kerjasama ini akan memperkuat ikatan sosial dan menghilangkan rasa egoisme yang sering muncul dalam masyarakat.
Kepemimpinan yang menjalankan amar ma’ruf nahi munkar akan membawa dampak positif bagi masyarakat. Masyarakat akan menjadi lebih religius, harmonis, dan sejahtera. Keadilan dan kesejahteraan akan terwujud, serta nilai-nilai moral dan etika akan terjaga. Pemimpin yang menjalankan amar ma’ruf nahi munkar akan mendapatkan Rido Allah SWT dan menjadi pemimpin yang dicintai rakyatnya.
Tantangan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Namun demikian, implementasi amar ma’ruf nahi munkar dalam kepemimpinan juga memiliki tantangan. Salah satu tantangannya adalah perbedaan pemahaman dan interpretasi tentang kebaikan dan kemunkaran. Pemimpin harus bijaksana dalam menentukan kebijakan dan tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam dan tidak menimbulkan konflik di masyarakat.
Tantangan lainnya adalah kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kebaikan bersama. Pemimpin harus mampu memotivasi dan mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam membangun masyarakat yang lebih baik.
Meskipun menghadapi tantangan, konsep amar ma’ruf nahi munkar tetap menjadi pedoman penting bagi kepemimpinan.
Dengan menjalankan amar ma’ruf nahi munkar, pemimpin dapat membangun masyarakat yang adil, sejahtera, dan berakhlak mulia, serta mendekatkan diri kepada Rido Allah SWT. Pada momentum Pilkada DKI Jakarta saat ini, semoga terpilih pemimpin yang teguh dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. (*)