JAKARTAMU.COM | Prof. Dr. HM Amien Rais, MA, lahir pada 26 April 1944 di Surakarta, Jawa Tengah. Beliau dikenal sebagai cendekiawan Muslim, ulama, dan tokoh politik yang memiliki pengaruh besar dalam sejarah Indonesia, terutama pada era reformasi. Pendidikan tingginya ditempuh di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, hingga meraih gelar sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIPOL).
Setelah menyelesaikan pendidikan di UGM, beliau melanjutkan studi ke University of Notre Dame, Indiana, Amerika Serikat, dan memperoleh gelar Master of Arts (MA). Pendidikan doktoralnya diselesaikan di University of Chicago, tempat ia mendalami ilmu politik dan pemikiran Islam.
Karier Akademik dan Kiprah di Muhammadiyah
Sebagai akademisi, Prof. Amien Rais dikenal sebagai intelektual yang produktif menulis dan mengembangkan gagasan tentang Islam dan politik. Ia mengajar di UGM dan berkontribusi dalam berbagai penelitian serta seminar akademik.
Kiprahnya di Muhammadiyah semakin mengukuhkan posisinya sebagai pemikir Islam yang berpengaruh. Pada tahun 1995, ia terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Di bawah kepemimpinannya, Muhammadiyah semakin aktif dalam membangun institusi pendidikan, sosial, dan kesehatan, serta menegaskan peran Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Peran dalam Reformasi 1998
Nama Amien Rais semakin dikenal luas ketika ia menjadi salah satu tokoh utama dalam gerakan reformasi 1998 yang menuntut perubahan sistem politik Indonesia dari rezim otoriter Orde Baru menuju era demokrasi.
Saat itu, beliau dengan tegas mengkritik kepemimpinan Presiden Soeharto yang dinilai korup dan tidak demokratis. Sebagai Ketua Majelis Amanat Rakyat (MAR), ia menjadi salah satu suara paling vokal dalam menyuarakan aspirasi rakyat untuk menuntut reformasi politik, ekonomi, dan sosial.
Keberanian dan kepemimpinannya menjadikan Amien Rais sebagai simbol perubahan, yang akhirnya berkontribusi pada mundurnya Soeharto dari kursi kepresidenan pada Mei 1998.
Karier Politik dan Kepemimpinan Nasional
Setelah reformasi, Amien Rais mendirikan Partai Amanat Nasional (PAN) pada tahun 1998 sebagai wadah perjuangan politik yang berbasis Islam modernis dan demokrasi. Partai ini menjadi salah satu kekuatan utama dalam peta politik Indonesia pasca-Orde Baru.
Pada tahun 1999, ia terpilih sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI. Dalam perannya ini, ia mengawal berbagai agenda reformasi, termasuk amandemen UUD 1945, penghapusan Dwifungsi ABRI, serta desentralisasi dan otonomi daerah.
Pemikiran dan Warisan Politik
Amien Rais dikenal sebagai pemikir Islam dan politik yang tajam. Ia sering menekankan pentingnya keseimbangan antara Islam, demokrasi, dan keadilan sosial.
Di berbagai kesempatan, ia menyuarakan gagasan tentang keadilan ekonomi, perlunya kemandirian bangsa, serta pentingnya moralitas dalam politik. Gagasannya tentang “Poros Tengah” dalam politik Indonesia juga menjadi salah satu konsep penting dalam dinamika politik nasional pasca-reformasi.
Kehidupan Pribadi dan Aktivitas Saat Ini
Di luar aktivitas politik, Prof. Amien Rais tetap aktif dalam dunia intelektual dan dakwah Islam. Ia sering memberikan ceramah, menulis buku, serta berkontribusi dalam berbagai diskusi keislaman dan kebangsaan.
Sebagai seorang tokoh senior, ia masih menjadi rujukan dalam berbagai isu nasional dan terus mengawal jalannya demokrasi di Indonesia. Pemikirannya tetap menjadi inspirasi bagi banyak kalangan, baik di Muhammadiyah maupun di ranah politik dan akademik.
Kesimpulan
Prof. Dr. HM Amien Rais, MA, adalah sosok yang memiliki peran besar dalam sejarah modern Indonesia. Sebagai akademisi, ulama, dan politisi, ia telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam membangun pemikiran Islam, mendorong demokratisasi, serta memperjuangkan keadilan sosial.
Warisan intelektual dan perjuangannya dalam reformasi akan selalu dikenang sebagai bagian dari sejarah besar Indonesia, dan gagasan-gagasannya tetap relevan dalam menjawab tantangan zaman. (Dwi Taufan Hidayat)