APAKAH dan atau seumpama, pertama, membocorkan perahu orang lain sehingga pemiliknya tak bisa melaut. Kedua, membunuh anak kecil. Ketiga, membetulkan dindiing rumah miring yang hampir roboh milik orang lain tanpa menerima imbalan.
Tindakan pertama dan tindakan kedua, tentu saja akan dikecam sebagai tindak non-adab. Bila berdasarkan ilmu mata telanjang tindakan ketiga adalah tindakan sangat mulia. Meskipun tak paham ujung pangkal semua cerita tersebut di atas. penilaiannya berbeda.
Namun demikian, non adab dan sangat mulia, semua itu adalah keanehan secara mata telanjang. ltu adalah bentuk ujian kesabaran yang diterima Nabi Musa dari istruktur ilmu hikmah yang bernama Nabi Khidir.
Kontrak belajar Nabi Musa ketika berguru kepada Nabi Khidir isinya hanya laranan bertanya selama bersama. Namun Nabi Musa tidak sabar. Dia melanggar kontrak belajar itu sehingga Nabi Musa ditegur Nabi khidir.
Setelah menyelesaikan perbaikan rumah miring yang nyaris roboh itu, barulah kemudian Nabi Khidir menjelaskan latar belakang kenapa ia melakukan tindakan ketiga tindakan tersebut, membocorkan perahu, membunuh anak kecil, memperbaiki rumah yang nyaris roboh tanpa imbalan.
Nabi Khidir sebagai instruktur ilmu non-mata telanjang mengucapkan salam perpisahan dengan muridnya Nabi Musa sebagai tanda Nabi Musa telah menerima sertifikat asli hasil belajar ilmu non mata telanjang.
Meskipun yang pada awalnya Nabi Musa diduga tidak sabar, namun akhirnya dinyatakan lulus dari ujian kesabaran
Beralih ke kisah Datok Penghulu yang patut sangat diduga hanya omon-omon, boleh kita coba umpamakan sebagai Nabi Musa. Sedangkan Mulyance Fir’aun kondang di Tanah Konoha.
Bedanya Nabi Musa beradu kambing dengan Fir’aun dan kesabarannya oleh Nabi Khidir.
Datok Penghulu seakan-akan di bawah asuhan Mulyance Fir’aun Tanah Konoha.
Yang diuji kesabarnya bukanlah Datok Penghulu tetapi kesabaran rakyat Konoha atas sikap Datok Penghulu.
Menunggu cepek hari akan dilihat hasilnya. Apakah Datok Penghulu hanya seolah-olah sangat patuh pada titah Mulyance Fir’aun di Tanah Konoha atau memang benar benar patuh pada Fir’aun Tanah Konoha.
Sabar saja sembari senantiasa berdoa semoga Datok Penghulu tepat pada cepek harinya berhasil membersihkan para punggawa jorok susila hasil peternakan Mulyance dari panggung pengibulan rakyat.
Keberhasilan Datok Penghulu secara ilmu mata telanjang sangatlah tidak mungkin. Tapi bila ilmu non mata telanjang yang berkerja, maka omon-omon Datok Penghulu akan menjadi nyata. Semoga begitu dan tidak hanya semata-mata menjadi apakah dan atau. (*)
Irwan Djamaluddin, Lembaga Riset Tulang Belulang
9 Januari 2025