JAKARTAMU.COM | Kebakaran dahsyat yang melanda Los Angeles, California, Amerika Serikat, belum dapat dijinakkan. Kebakaran yang telah berlangsung selama enam hari itu menelan korban jiwa dan menyebabkan kerugian yang luar biasa.
Hingga Senin (13/1/2025), tercatat 24 orang meninggal dunia. Sementara layanan prakiraan cuaca, AccuWeather seperti dilansir dari Reuters, memperkirakan kerugian yang timbul akibat kebakaran Los Angeles mencapai USD150 miliar atau sekitar Rp2.448 triliun.
Kebakaran yang melahap wilayah Palisades dan Eaton ini menjadi salah satu bencana paling merusak dalam sejarah kota tersebut. Luas lahan yang terbakar mencapai lebih dari 28.000 hektare, dengan ribuan bangunan hancur dan masyarakat kehilangan tempat tinggal.
Baca juga: Air Mata Aktor Hollywood, Keadilan Gaza yang Mencuat di Tengah Asap
Empat kawasan elite, termasuk Pacific Palisades dan Malibu, lumpuh total. Rumah-rumah mewah yang tadinya berdiri kokoh kini hanya menjadi tumpukan abu. Properti miliaran dolar hancur, dan banyak selebriti terpaksa mengungsi.
Angin Santa Ana yang kencang serta tanah yang kering karena minimnya hujan selama bulan-bulan terakhir turut memperparah situasi. Kebakaran ini juga dijuluki sebagai badai sempurna oleh Wali Kota Los Angeles, Karen Bass, karena kombinasi angin kencang, suhu tinggi, dan kelembapan yang sangat rendah.
Presiden AS Joe Biden telah menginstruksikan langkah-langkah respons federal untuk membantu korban yang terdampak, serta mengerahkan bantuan darurat. Walt Disney Company juga terlibat dengan menyumbangkan dana sebesar USD15 juta untuk mendukung upaya pemadaman dan bantuan kemanusiaan.
Baca juga: Kiamat Kecil Ubah Hollywood Menjadi Ladang Abu
Selain kerugian material, bencana ini juga membawa dampak serius bagi pendidikan di Los Angeles. Beberapa sekolah terpaksa ditutup dan kegiatan belajar-mengajar dialihkan ke platform digital. Los Angeles Unified School District (LAUSD) mengumumkan bahwa sekolah-sekolah yang berada di zona evakuasi wajib akan tetap ditutup hingga kondisi dinyatakan aman.
Kerugian ekonomi dan sosial dari kebakaran ini sangat besar, dan proses pemulihan diperkirakan memakan waktu panjang. Pihak berwenang terus berupaya memadamkan api yang saat ini masih menyala, sambil merencanakan langkah-langkah jangka panjang untuk mencegah bencana serupa terulang kembali di masa depan.