Oleh: Dwi Taufan Hidayat
Setiap senyum yang ditanam,
adalah benih di ladang syukur,
setiap tangan yang terulur,
adalah jembatan menuju rahmat.
Tidak ada kebaikan yang terlupa,
di langit kasih Allah yang luas.
Balaslah kebaikan dengan kebaikan,
bukan karena pamrih duniawi,
tapi demi syukur kepada Illahi,
agar hati bebas dari utang budi,
agar jiwa terjaga dari kesombongan,
agar rasa syukur terus bertumbuh.
Janganlah hati tenggelam dalam nikmat,
dengan terus meminta, tanpa memberi,
karena manusia sejati tahu,
syukur bukan hanya di lisan,
tapi di perbuatan yang nyata,
mengulurkan tangan kepada sesama.
Rasul mengajarkan kita,
syukur kepada manusia,
adalah cermin syukur kepada Tuhan,
karena Allah mencintai orang-orang,
yang tahu berterima kasih,
yang membalas kebaikan dengan doa,
atau perbuatan yang lebih indah.
Dalam balasan ada keikhlasan,
dalam syukur ada harapan,
rezeki Allah datang berlimpah,
kepada mereka yang tahu berterima kasih.
Maka, mari kita biasakan,
membalas setiap kebaikan,
dengan hati yang lapang,
dengan niat tulus karena Tuhan.
Semoga Allah mengaruniakan,
kesehatan, keselamatan,
rahmat dan berkah,
umur panjang yang berkah,
rezeki halal yang melimpah,
agar kita selalu bisa berbagi,
menyambung rantai kebaikan,
yang tak pernah terputus,
di bumi ini dan akhirat nanti.
