YOGYAKARTA – JAKARTAMU.COM | Bambang Setiaji mengingatkan agar Badan Usaha Milik Muhammadiyah atau BUMM dalam suatu Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) jika mencari pemasukan tambahan hendaknya menjalankan bisnis yang tetap relevan dengan Pendidikan saja.
“BUMM di setiap PTMA selama ini bervariasi tergantung pada kebijakan para rektor,” kata Ketua Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah, Bambang Setiaji, sebagaimana dilansir Muhammadiyah.or.id. Rabu (23/10)
Secara bisnis, ia menyarankan, jika ingin mencari income tambahan hendaknya menjalankan bisnis yang tetap relevan dengan pendidikan saja. “Itulah fungsi dari diversifikasi produk sehingga penambahan income dapat sesuai target dan juga dapat memberi kesempatan dalam penambahan SDM berkualitas di PTMA,” ujarnya.
Strategi kolaborasi strategis antar-PTMA, BUMM, dan pihak eksternal lainnya sangat diperlukan untuk melakukan penguatan ekonomi di PTMA.
Bambang mengatakan pada forum rektor telah menyampaikan bahwa jumlah PTMA bisa meningkat dari 170 menjadi 300 dengan jalan BUMM membantu untuk menyediakan tanah dan gedung.
“Jika hal tersebut di sinergikan dengan SDM di Muhammadiyah, itu akan menjadi kolaborasi yang bagus dan dapat membuat Perguruan Tinggi Muhammadiyah bertambah dan semakin unggul,” ungkapnya.
Sekadar mengingatkan berbeda dengan AUM (Amal Usaha Muhammadiyah), Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) merupakan suatu entitas berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan memiliki pembagian saham dengan minimal saham sebesar 50% + 1 dimiliki oleh dan atas nama Persyarikatan Muhammadiyah.
Tujuan BUMM adalah untuk meningkatkan penguatan ekonomi Muhammadiyah dan kesejahteraan warga Muhammadiyah. Maka dari itu BUMM telah membentuk ekosistem ekonomi yang mencakup berbagai bidang salah satunya adalah dilakukan oleh institusi pendidikan.
Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) yang merupakan suatu lembaga pendidikan berbasis perguruan tinggi swasta di Indonesia tentunya juga memiliki strategi pengembangan ekonomi di dalamnya. Salah satunya adalah pembentukan BUMM di lingkungan universitas.
Bambang menyebutkan bahwa segala sektor pengembangan di Muhammadiyah sangat ditentukan oleh kualitas SDM-nya.
“Dalam pengelolaannya, kami tentunya memiliki banyak harapan khusus terutama bagi para SDM Muhammadiyah. Segala sektor pengembangan di dunia domestik dan global, kedua nya sangat penting maka dari itu diperlukan SDM Muhammadiyah yang berkualitas,” tutupnya.(*)