DULU pernah petani ingin
Dipersenjatai untuk membunuhi santri dan priyayi
Tak jadi….
Anak petani justru berebut memasuki instalasi priyayi menjadi tentara, polisi dan pegawai negeri
Agar hidup tak pedih lagi
Agar bisa berkuasa dan menginjak sana -sini
Kini petani surut menyepi
Tanahnya berganti tuan dan peruntukan
Terisa secuwil yang dikukuhi senyari bumi dihargai sampai mati membayangi
Negeri terancam kehabisan padi
Tanah menciut untuk ditanami
Saprodi sulit dicari
Pupuk subsidi dipalsui
Pupuk non subsidi tak terbeli
Itupun sulit didapati
Produksi padi tak mencukupi
Impor pun mengganti
Mau musim tanam, paceklik atau panen
Impor tak berhenti-henti
Petani katanya sokoguru pangan
Pengawal energi bangsa
Kenyataannya hanya korban kebijakan
Dengan barisan tikus bergenerasi
Kini akan diatasi dengan petani yang dibayari
Diseragami dan diindoktrinasi
Kau hanyalah buruh tak mempunyai tanah
Kau hanyalah prajurit yang harus hapal dengan kata izin, siap dan menuruti instruksi
Kapital, tanah dan harga diri adalah punyaku
Bernama oligarki