Kamis, Desember 12, 2024
No menu items!

Begini Respons Muhammadiyah terkait Kasus Gus Miftah: Mawas Diri

Bila tak mawas diri mereka akan mengalami kerusakan rohani. Ini bisa saja terjadi walaupun mengaku diri sebagai “gus” atau “ulama.”

Must Read

JAKARTAMU.COM | Keseleo lidah Gus Miftah mendapat tanggapan beragam dari kader Muhammadiyah. Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Ustaz Fathurrahman Kamal mengatakan, ada berbagai hikmah yang bisa dipelajari dari fenomena ini.

Di antaranya, kaum dai sudah sepantasnya selalu menjaga lisan. Dengan demikian, dakwah tidak tenggelam dalam arus sensasi sesaat, melainkan kebijaksanaan, sebagaimana ajaran Islam.

Menurutnya, satu di antara sekian permasalahan serius yang kita bahas saat ini adalah hegemoni budaya sensasi (sensing culture) yang tak lagi terkendali, baik dalam skala individu dan sosial.

Hal itu dikatakan Ustaz Fathurrahman Kamal di sela-sela Sidang Tanwir Muhammadiyah di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (6/12/2024).

Bagi para penyintas sensing culture, lanjut dia, yang terpenting adalah sensasi pada diri sendiri. Mereka biasanya tidak peduli dengan perasaan dan penderitaan orang lain.

Menurut Ustaz Fathurrahman, bila tak mawas diri mereka akan mengalami kerusakan rohani. Ini bisa saja terjadi walaupun mengaku diri sebagai “gus” atau “ulama.”

“Dalam konteks ini, penting bagi para dai–termasuk para pembicara publik–untuk selalu mawas diri dan menjaga lisan. Dalam bertutur kata, berbisik, tetap memperlakukan setiap mitra dakwahnya secara manusiawi,” tegas dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu.

Sebelumnya, tanggapan juga datang dari Serikat Usaha Muhammadiyah atau SUMU. “Serikat Usaha Muhammadiyah mengecam pernyataan Miftah Maulana Habiburrahman,” ujar Sekretaris Jenderal SUMU Ghufron Mustaqim terkait ucapan tercela Gus Miftah kepada pedagang es teh.

Menurut dia, pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan mengajarkan pemaknaan Alquran Surah al-Ma’un. Firman Allah itu menjelaskan kriteria pendusta agama, yakni antara orang lain yang enggan membantu kaum miskin.

“Semangat al-Ma’un menyeru kita melawan yang lemah, mengangkat derajat mereka, dan menghormati dengan penuh ketulusan. Karena di hadapan Allah, kita sama-sama hamba yang tanpa daya dan usaha,” ujar Ghufron.

Kini Gus Miftah sudah mundur sebagai utusan khusus presiden. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Anwar Abbas, mengatakan keputusan Miftah Maulana untuk mundur dari jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Umat Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan merupakan langkah yang patut dihormati.

“Hal yang dilakukan oleh Gus Miftah ini tentu patut kita hormati. Mudah-mudahan dengan telah adanya keputusan mundur dari Gus Miftah dari jabatannya, masalah ini akan bisa berakhir dengan baik,” kata Anwar Abbas.

Anwar Abbas mengatakan sebagai seorang dai yang berpengalaman dan banyak menghadapi dinamika, Miftah Maulana tentu lebih paham apa yang terbaik bagi dirinya dan publik, terutama di tengah tekanan dan kritik yang begitu besar.

Menurut dia, Miftah memilih mundur untuk menghindari dampak yang lebih luas, terutama agar Presiden Prabowo Subianto tidak terseret polemik yang muncul.

“Oleh karena itu sebagai ungkapan rasa cinta dan hormatnya kepada Presiden Prabowo maka Gus Miftah lebih memilih mundur dari jabatannya di pemerintahan,” katanya.

Lengkapi Program Makan Bergizi Prabowo, Pramono Siap Genjot Sarapan Gratis

JAKARTAMU.COM | Setelah memastikan kemenangan, Pramono Anung mengaku telah menyiapkan strategi khusus untuk mewujudkan visi dan misi di Jakarta....

More Articles Like This