JAKARTAMU.COM | Bekatul, hasil sampingan dari penggilingan padi, kaya akan nutrisi tetapi memiliki keterbatasan dalam penggunaannya, seperti kandungan serat kasar yang tinggi dan keberadaan zat antinutrisi. Untuk meningkatkan kualitas dan daya cerna, bekatul dapat difermentasi, menghasilkan Fermented Rice Bran (FRB). Proses fermentasi ini meningkatkan nilai gizi, bioavailabilitas nutrisi, dan keamanannya sebagai pakan ternak maupun bahan pangan.
Proses Fermentasi Bekatul
Fermentasi bekatul umumnya dilakukan menggunakan mikroorganisme seperti Lactobacillus spp., Saccharomyces cerevisiae, dan Aspergillus spp. Proses ini melibatkan langkah-langkah berikut:
- Persiapan Bekatul
Bekatul dikeringkan dan disaring untuk menghilangkan kotoran. - Penambahan Mikroba Fermentasi
Mikroba dipilih berdasarkan tujuan fermentasi, misalnya Lactobacillus untuk meningkatkan probiotik atau Aspergillus untuk meningkatkan enzim pencernaan. - Fermentasi
Bekatul dicampur dengan air dan inokulum mikroba, lalu disimpan dalam kondisi anaerob atau aerob selama 24–72 jam pada suhu optimal. - Pengeringan dan Penyimpanan
Setelah fermentasi selesai, bekatul dikeringkan kembali untuk memperpanjang masa simpan.
Manfaat FRB
- Meningkatkan Ketersediaan Nutrisi
Fermentasi menurunkan zat antinutrisi seperti asam fitat dan meningkatkan kadar protein, vitamin B kompleks, dan asam amino esensial. - Memperbaiki Daya Cerna dan Palatabilitas
Proses fermentasi mengurangi serat kasar, sehingga lebih mudah dicerna oleh hewan ternak maupun manusia. FRB juga memiliki cita rasa yang lebih baik dibandingkan bekatul biasa. - Meningkatkan Aktivitas Antioksidan dan Probiotik
Mikroorganisme fermentasi menghasilkan senyawa bioaktif seperti fenolik dan flavonoid, yang berperan sebagai antioksidan. Selain itu, probiotik yang dihasilkan meningkatkan kesehatan saluran pencernaan. - Potensi sebagai Pangan Fungsional dan Pakan Ternak
FRB dapat digunakan dalam industri pangan untuk meningkatkan nilai gizi makanan, seperti campuran tepung pada roti dan biskuit. Dalam sektor peternakan, FRB meningkatkan efisiensi pakan dan kesehatan ternak.
Pendapat Para Ahli
Beberapa penelitian telah mendukung manfaat FRB:
- Dr. Bambang Kuswandi, Pakar Bioteknologi Pangan, Universitas Jember
“Fermentasi bekatul meningkatkan kualitas nutrisinya dengan menghilangkan zat antinutrisi, menjadikannya bahan yang lebih potensial untuk pangan dan pakan.” - Prof. Indratmo Saharjo, Ahli Nutrisi Ternak, IPB University
“Dalam industri peternakan, penggunaan FRB terbukti meningkatkan efisiensi pakan hingga 15%, meningkatkan pertumbuhan ayam broiler dan kualitas dagingnya.” - Dr. Rina Puspita, Peneliti Mikrobiologi Pangan, LIPI
“Proses fermentasi dapat menghasilkan senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan manusia, menjadikan FRB berpotensi sebagai pangan fungsional.” - Prof. Takashi Yamamoto, Kyoto University
“Dalam penelitian kami, FRB terbukti meningkatkan kesehatan usus melalui efek probiotik yang dihasilkan selama fermentasi.”
Kesimpulan
Bekatul fermentasi (FRB) merupakan inovasi yang meningkatkan kualitas nutrisi, daya cerna, dan manfaat kesehatan dari bekatul. Dengan proses fermentasi yang tepat, FRB dapat digunakan sebagai bahan pangan fungsional maupun pakan ternak yang lebih efisien. Dukungan dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa FRB memiliki potensi besar dalam industri pangan dan peternakan, menjadikannya solusi berkelanjutan dalam pemanfaatan limbah pertanian. (Dwi Taufan Hidayat)