Jumat, Maret 14, 2025
No menu items!
spot_img

Benarkah Salat Mencegah dari Perbuatan Keji dan Mungkar?

spot_img
Must Read
Miftah H. Yusufpati
Miftah H. Yusufpati
Sebelumnya sebagai Redaktur Pelaksana SINDOWeekly (2010-2019). Mulai meniti karir di dunia jurnalistik sejak 1987 di Harian Ekonomi Neraca (1987-1998). Pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Majalah DewanRakyat (2004), Wakil Pemimpin Harian ProAksi (2005), Pemimpin Redaksi LiraNews (2018-2024). Kini selain di Jakartamu.com sebagai Pemimpin Umum Forum News Network, fnn.co.Id. dan Wakil Pemimpin Redaksi Majalah FORUM KEADILAN.

JAKARTAMU.COM | Allah Taala telah berfirman bahwa salat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Tapi mengapa di antara mereka yang rajin salat masih bermaksiat? Kalakuannya dari sajadah sampai haram jadah.

Allah Taala berfirman:

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

Dan dirikanlah salat! Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. [Al-Ankabut/29:45]

Keji menurut bahasa artinya perbuatan atau kejahatan yang menimbulkan aib besar, sedangkan menurut istilah, keji ialah suatu perbuatan yang melanggar susila, adapun kata mungkar ialah sesuatu yang disyariat mengingkarinya, karena bertentangan dengan fitrah dan maslahah.

Mungkar secara bahasa berarti tidak terkenali atau asing, karena tidak diakui buruk, Al-Quran menekankan kepada Nabi dan kaum muslimin agar terus menerus untuk menyuruh kepada perbuatan yang makruf dan mencegah yang mungkar.

Dalam Syarh Riyadhis Sholihin karya Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin dijelaskan perbuatan fahisyah yang dimaksud pada ayat di atas adalah perbuatan jelek yang disukai oleh jiwa semacam zina, liwath (homoseks dengan memasukkan kemaluan di dubur) dan semacamnya. Sedangkan yang namanya munkar adalah perbuatan selain fahisyah yang diingkari oleh akal dan fitrah.

Dari Sajadah sampai Haram Jadah

Sebagian ulama berpendapat karena salatnya belum diterima Allah SWT. Lantas kenapa salatnya belum di terima Allah SWT? Itu karena salatnya belum memenuhi syarat dan rukun.

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di dalam “Tafsir al-Karimir Rahman” menjelaskan ayat tersebut mengatakan:

“Sesungguhnya seseorang yang mendirikan salat dengan memenuhi rukun-rukun, syarat-syarat, serta kekhusyu’annya, maka hatinya akan bercahaya dan menjadi bersih, keimanannya akan bertambah, kecintaannya terhadap semua kebaikan akan menguat dan (sebaliknya-red) kegemarannya terhadap keburukan akan berkurang atau sirna.

Dengan demikian, dengan tetap rutin mendirikannya dan menjaga pelaksanaannya dengan cara seperti ini, maka salat itu akan bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Ini termasuk di antara maksud dan hasil teragung dari salat.

Namun di sana, ada maksud yang lebih agung dari itu yaitu zikrullah (mengingat Allah) yang terkandung dalam salat dengan menggunakan lisan, hati dan badan. Karena sesungguhnya, Allah Azza wa Jalla menciptakan para makhluk-Nya agar mereka beribadah kepada-Nya dan ibadah teragung yang mereka lakukan adalah salat”

Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah dalam Syarh Riyadhis Sholihin menambahkan, “Salat bisa mencegah dari kemungkaran jika salat tersebut dilakukan dalam bentuk sesempurna mungkin.

Ternyata kita dapati bahwa hati kita tidaklah berubah dan tidak benci pada perbuatan fahisyah atau mungkar setelah salat kita laksanakan atau keadaan kita tidak berubah menjadi lebih baik, mengapa demikian?

Itu bisa jadi karena salat kita bukanlah salat yang dimaksud yaitu yang bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Ingatlah bahwa firman Allah itu benar dan janji-Nya itu pasti yaitu shalat itu memang bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.

Sebenarnya, salat itu demikian yaitu jika engkau bertekad untuk bermaksiat atau hatimu condong pada maksiat, lalu engkau lakukan salat, maka terhapuslah semua keinginan jelek tersebut.

Namun tentu saja hal itu dengan syarat, salat itu adalah salat yang sempurna. Wajib kita meminta pada Allah agar kita diberi pertolongan untuk mendapat bentuk salat seperti itu.

Perlu Menyempurnakan Salat

Marilah kita sempurnakan salat tersebut sesuai dengan kemampuan kita dengan memenuhi rukun, syarat, wajib, dan hal-hal yang menyempurnakan shalat. Karena memang shalat itu bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.

Sebagian ulama salaf sampai berkata, jikalau salat yang kita lakukan tidak mencegah dari yang mungkar, maka sungguh itu berarti kita semakin jauh dari Allah.

Nas-alullah al ‘afiyah, kita mohon pada Allah keselamatan. Karena bisa jadi salat yang kita lakukan tidak sesuai yang dituntut. Lihatlah para ulama salaf dahulu, ketika mereka masuk dalam salat mereka, mereka tidak merasakan lagi apa-apa, semua hal dipikiran disingkirkan kecuali hanya sibuk bermunajat dengan Allah Ta’ala.”

spot_img

Rumah, Tempat di Mana Hati Selalu Pulang

JAKARTAMU.COM | Dalam kehidupan yang penuh kesibukan, rumah adalah tempat terbaik untuk kembali. Bukan sekadar bangunan dengan dinding dan...

More Articles Like This