Minggu, Maret 2, 2025
No menu items!

Berat Badan Naik Setelah Ramadan, Benarkah Berkah?

Must Read

PARA pecinta sepak bola pastilah sudah hapal bahwa pemain muslim di liga-liga negara Eropa tetap berpuasa saat bertanding. Bahkan performa mereka di lapangan sama sekali tidak menurun secara fisik kendati berpuasa. Kok bisa?

Tentu saja bisa. Mereka adalah para atlet yang sudah sangat terlatih. Secara fisik mereka telah ditempa dengan berbagai metode Latihan. Pun dalam urusan makan, mereka sangat terbiasa pola diet yang ketat .

Bandingkan dengan masyarakat kita. Pada awal-awal puasa, jalanan di pagi hari bakda subuh sepi. Jarang ada aktivitas orang olahraga walau hanya sekadar berjalan, atau bersepeda santai. Padahal, di luar Ramadan justru pagi hari cukup ramai dengan aktivitas olahraga.

Di bulan Ramadan, sebagian besar masyarakat kita kembali melanjutkan tidur hingga jam 9 – 10 di waktu dhuha. Kalau ada aktivitas di luar rumah, kita bisa segera tahu bahwa mereka tidak akan lama berada di jalanan.

Masjid-masjid besar pinggir jalan atau perkantoran, cukup ramai saat zuhur sampai asar tiba. Orang-orang selonjoran bahkan tidur sepanjang waktu itu, seolah letih, dan lemah sekali setelah pulang dari medan perang yang dahsyat. Padahal puasa baru beberapa jam saja.

Hadis Daif soal Tidur di Bulan Ramadan

“Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, doanya dikabulkan, dan amalannya pun akan dilipatgandakan pahalanya.”

Begitulah bunyi hadis yang sangat familiar di masyarakat kita. Hadis itu seakan menjustifikasi aktivitas tidur di jam-jam produktif. Tetapi sebaiknya sebagai muslim kita tahu mengenai hadis tersebut.

Kita tahu begitu banyak hadis yang beredar sehingga mesti berhati-hati memilahnya. Sebab ada beberapa hadis daif bahkan palsu, isinya kerap tidak sesuai dengan sabda Rasulullah SAW. Bagaimana kita bisa tahu? Tentu dengan bertanya kepada ahlinya.

Hadis di atas diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di Syu’abul Iman. Namun menurut Al-Hafidz Al-Iraqi dalam Takhrijul Ihya dan Al-Albani dalam Silsisah Adh Dha’ifah , hadis ini dhaif. Tidur boleh dilakukan (mubah) dan bukan bagian dari ibadah.

Tidurnya orang berpuasa tidak selalu bernilai ibadah. Misalnya, tidur karena ingin bermalas-malasan atau buang-buang waktu. Aktivitas tidur ini  jelas tidak memiliki nilai ibadah bahkan bisa dinilai sebagai tercela.

Nah, sebab itu mari kita isi Ramadan tahun ini dengan tetap olahraga selama berpuasa kendati hanya berjalan kaki 30 menit sehari. Jangan sampai, setelah Ramadan berat badan malah naik. Jangan pula menganggap benar bahwa berat badan naik setelah Ramadan adalah berkahnya puasa.

Sebab berat badan naik bukan karena puasanya tetapi lebih banyak karena aktivitas kita diisi makan dan minum di malam hari lalu tidur di siang harinya.

Pada dasarnya proses pengeluaran racun dari dalam tubuh atau detoksifikasi terjadi ketika sistem pencernaan bekerja. Nah, ketika berpuasa sistem pencernaan ikut beristirahat. Di sinilah peran penting olahraga. Aktivitas fisik akan mengoptimalkan sirkulasi darah dan fungsi kelenjar getah bening. Dengan berolahraga ringan, detoksifikasi pun insyaallah lancar.

Mungkin ada baiknya stasiun televisi membuat acara serupa joget Caesar di Trans TV seperti beberapa waktu lalu untuk memotivasi masyarakat kita berolahraga di bulan Ramadan?

Dalil Muhammadiyah Mendirikan Salat Tarawih 8 Rakaat Ditambah 3 Rakaat Witir

JAKARTAMU.COM | Salat Tarawih menjadi salah satu ibadah yang paling dinantikan selama bulan Ramadan. Namun, di balik praktiknya...

More Articles Like This