Selasa, Februari 25, 2025
No menu items!

Berharap Matahari Menerangi

Must Read

SEPEKAN terakhir, hujan opini bernegara dan berbangsa di tanah air menderas. Saling serang dan berebut kebenaran: Gelap atau terangkah situasi dan kondisi tanah air?

Sabtu 22 Februari 2025, di Balai Garuda Yaksa – Hambalang Bogor berlangsung pertemuan enam jam antara pemimpin redaksi media konvensional dan jurnalis senior dan Presiden Prabowo Subianto.

Pertemuan yang memakan waktu enam jam di akhir pekan itu, sebagian telah dipublikasikan oleh salah satu peserta yang hadir, namun konferensi pers belum menampakkan keterang-benderangan apa isi pertemuan tersebut. Semuanya masih pasang kuda-kuda, belum sepenuhnya menaruh saling kepercayaan. Penantian opini justru menimbulkan tanda-tanya baru.

Isu yang viral dengan tagar #adiliJokowi, #IndonesiaGelap, #kaburAjaDulu dan #BersamaBandSukatani agaknya tidak di diskusikan.

Sanggahan dan tuduhan balik dari para menteri dan terutama oleh Ketua Dewan Ekonomi yang mantan “Perdana Menteri” Jokowi itu kian menyulut perlawanan, baik di jalanan demonstran maupun diskusi meluas. Kau yang gelap sebagai tudingan atas tagar Indonesia gelap, dianggap oleh demonstran sebagi arogansi kekuasaan.

Ketika penundukan kekuasaan modal terhadap media massa konvensional baik tercetak, televisi maupun on line kian kuat, maka sulit diharapkan realitas informasi tersampaikan kepada publik.

Jika tradisi-tradisi saling melindungi antara kekuasaan politik dan kekuatan modal kian menguatkan struktur kekuasaan sebagai negara kepolisian yang diwarisi dari rezim terdahulu – bahkan sejak kolonialisme yang berkolaborasi dengan kekuatan lokal – maka penggelapan informasi dan distorsi komunikasi akan menjadi-jadi. Penggelapan fakta dengan saling menafikkan pertukar pikiran secara terbuka, harus dihentikan.

Terlebih lagi itu kemudian dimanifestasikan sebagai upaya defensif kekuasaan dengan pendekatan instruksional dan disokong oleh buzzers bayaran, tentu kegelapan akan menemukan kesempurnaan.

Muhammadiyah sebagai komponen masyarakat yang berjuang sejak Indonesia belum merdeka, melewati titik-titik historis yang kritis (1945-1950) kemudian (1959-1965), dinantikan turun tangan untuk menghadirkan Matahari Harapan terhadap persilangan pendapat dan meruyaknya aksi ketidakpercayaan terhadap pemerintah 2024-2029 yang baru berumur 120-an hari ini. (*)

Puspoll: Masyarakat Optimistis Danantara Mengakselerasi Investasi

JAKARTAMU.COM | Peluncuran Daya Anagata Nusantara (Danantara) mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan. Masyarakat optimistis kehadiran badan investasi menjadi...

More Articles Like This