Tokoh Muhammadiyah asal Gorontalo ini merupakan pejuang militan melawan penjajah Belanda. Beliau mendirikan Jong Gorontalo di Surabaya pada tahun 1923, menjadi Ketua PNI cabang Gorontalo, dan mendirikan Komite 12 pada 1941, sebuah untuk menghadapi Perang Pasifik. Nani Wartabone dikukuhkan sebagai pahlawan nasional melalui SK No.085/TK/2003.
- Lafran Pane
Dibesarkan dengan pendidikan Muhammadiyah, Lafran Pane tumbuh menjadi aktivis politik. Beliau ikut terlibat dalam penculikan Sukarno dan Hatta ke Rengasdengklok untuk mempersiapkan proklamasi. Dikenal sebagai pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Lafran Pane dianugerahi gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keppres No. 115/TK/2017.
Mubalig Muhammadiyah kelahiran Ampel, Surabaya ini adalah anggota BPUPKI, BP-KNIP,parlemwn dan Dewan Konstituante. Pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Penerangan Indonesia ke-2 era Kabinet Sjahrir. Misi Diplomatiknya ke Arab menghasilkan pengakuan kemerdekaan Indonesia secara de jure dan de facto dari Mesir. AR Baswedan ditetapkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan SK No.123/TK/ 2018.
Wakil Ketua PP Muhamadiyah ini merupakan anggota BPUPKI. Beliau juga merintis pendirian pasukan sukarela Pembela Tanah Air (PETA). Gatot memperoleh anugerah gelar Pahlawan Nasional lewat SK Presiden No.089/TK/2004.
Letkol Sroedji merupakan anggota pandu Hizbul Wathan Muhammadiyah. Beliau gugur dalam peperangan melawan pasukan Belanda di desa Karang Kedawung Kedawung, Jember, 1949. Almarhum mendapatkan penghormatan Bintang Mahaputra lewat Keppres No.91/TK/2016.
Abdul Kahar Muzakkir adalah anggota PP Muhammadiyah. Meski perjuangannya banyak di bidang pendidikan, beliau juga terlibat dalam keanggotaan Panitia Sembilan jelang proklamasi 1945. Di masa revolusi, beliau ikut membina mental milisi Angkatan Perang Sabil (APS). Gelar Pahlawan Nasional dia dapatkan lewat Keppres No.120/TK/2019.
Kasman merupakan Ketua Muhammadiyah Cabang Jakarta dan anggota PP Muhammadiyah. Di bidang militer dia pernah menjadi Komandan PETA dan BKR. Di bidang politik, menjabat sebagai anggota PPKI, Ketua KNIP, menjadi Jaksa Agung pertama RI, dan Menteri Muda Kehakiman pada Kabinet Amir Sjarifuddin II. Kasman dianugerahi gelar pahlawan nasional berdasarkan Keppres No.123/TK/Tahun 2018 .
Selain nama-nama di atas, Muhammadiyah masih memiliki banyak tokoh yang berkiprah dalam perjuangan kemerdekaan di shaf terdepan namun belum mendapatkan gelar Pahlawan Nasional, misalnya Oey Tjeng Hien (pendiri PITI), Samaun Bakri (jurnalis), H.M Rasjidi (Diplomat dan Menteri Agama RI pertama), Sjamsuddin Sutan Makmur & Muljadi Djojomartono (Menteri Sosial), H.M Farid Ma’roef (Diplomat), R.M. Saroso Notosuparto atau Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) (Mangkunegara VIII), Askar Perang Sabil, Mohammad Roem, dan yang lainnya. Banyaknya Pahlawan Nasional dari rahim Muhammadiyah menjadi inspirasi, teladan, sekaligus modal bagi anggota Persyarikatan untuk terus memberikan khidmah terbaik bagi kemajuan negara dan segenap tumpah darah Indonesia. (sumber)