Senin, Februari 3, 2025
No menu items!

Bijak Menggunakan Speaker Masjid di Bulan Ramadan

Must Read

RAMADAN selalu dan akan selalu dinantikan. Keistimewaan Ramadan bukan saja meningkatkan gairah ibadah umat Islam tetapi juga melahirkan beragam tradisi muslim di dalam maupun luar negeri.

Terlebih di Indonesia, semarak Ramadan sangat terasa. Tak ada masjid musala yang sepi. Semuanya ramai dengan ibadah dan mualalah selama Ramadan, jauh lebih ramai semarak dari pada bulan-bulan lain.

Ini tak lain karena setiap masjid dan musala berlomba-lomba, berusaha menampilkan diri sebaik mungkin di bulan suci ini. Fastabiqul khairat tentu dianjurkan, misalnya membaca Al Qur’an. Tetapi sebaiknya kita berhati-hati, jangan sampai niat untuk menyemarakkan Ramadan dengan ibadah justru menodai kesuciannya.

Tradisi masyarakat Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, rasanya kurang wah kalau membaca Al Qur’an tanpa menggunakan pengeras suara. Masjid dan musala seperti bertanding adu kuat speaker untuk hataman Qur’an. Tak jarang masjid menyalakan volume pelantang cukup keras hingga larut malam. Tak heran bila speaker masjid beberapa kali mengemuka sebagai polemic karena mengganggu kenyamanan orang yang sedang beristirahat.

Pemerintah sendiri telah menerbitkan Surat Edaran Menteri Agama No SE 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala tertanggal pada 18 Februari 2022.

Dalam SE tersebut disebutkan definisi pengeras suara luar adalah pengeras suara yang arahnya ke luar masjid, ditujukan untuk masyarakat di luar ruangan masjid atau musala.Pengeras suara dalam adalah perangkat pengeras suara masjid yang arahnya ke dalam ruangan masjid atau musala.

SE tersebut mengatur penggunaan pengeras suara luar sebagai berikut:

Pembacaan Alquran atau selawat sebelum azan salat lima waktu dalam jangka waktu maksimal 10 menit.

Pengumandangan azan salat lima waktu.

Takbir pada tanggal 1 Syawal atau 10 Zulhijah di masjid atau musala dapat berlangsung hingga pukul 22.00 waktu setempat.

Pelaksanaan Salat Idulfitri dan Iduladha.

Upacara peringatan hari besar Islam atau pengajian apabila pengunjung melimpah ke luar arena masjid atau musala.

Sementara untuk penggunaan pengeras suara dalam ketentuannya adalah :

Pelaksanaan salat lima waktu, zikir, dan doa setelah salat lima waktu.

Pengumuman mengenai petugas jumat, hasil infak sedekah, pelaksanaan khutbah jumat.

Penggunaan di bulan Ramadan, yaitu pelaksanaan salat tarawih, ceramah atau kajian Ramadan, dan tadarus Alquran.

Takbir pada tanggal 1 Syawal atau 10 Zulhijah di masjid atau musala setelah pukul 22.00 waktu setempat.

Takbir Iduladha di hari tasyrik pada tanggal 11 – 13 Zulhijah dikumandangkan setelah pelaksanaan Salat Rawatib.

Upacara peringatan hari besar Islam atau pengajian.

Sekretaris Jenderal  PP Dewan Masjid Indonesia (DMI) H Rahmat Hidayat selaku menegaskan, penggunaan pengeras suara yang berlebihan tanpa mengenal waktu itu bukanlah syiar dakwah. Rahmat menyoroti tentang kebiasaan di masyarakat tentang tadarusan dengan penggunaan speaker hingga larut malam pada bulan Ramadan.

”Syiar dakwah juga harus di sampaikan dengan cara cara yang baik,” ujar Rahmat dalam Pelatihan Manajemen Aktivitas Ramadan yang diselenggarakan PP DMI dengan Takmir Masjid Wahid Hasyim Kementerian Tenaga Kerja di Jalan Jendral Gatot Subroto Jakarta, Senin (27/1/2025).

Dalam kesempatan yang sama Ketua Departemen SDM Masjid PP DMI Ustaz Drs H Ahmad Yani memberikan arahan Indonesia kepada pengurus DKM di seluruh Indonesia. Dia mengingatkan agar pengurus melaksanakan ibadah salat dengan tuma’ninah, termasuk di dalamnya salat tarawih.

”Masih ada salat tarawih yang durasinya sangat cepat, terutama untuk komunitas yang rakaatnya 23,” kata dia.

Yani juga meminta agar bulan Ramadan tidak dihadikan momentun adu kuat pengeras suara antar masjid. Untuk tadarus, ceramah, dan salat, cukup menggunakan speaker dalam. ”Masjid dan musala di DKI Jakarta ini jaraknya cukup rapat. Saya cukup sering terganggu ketika saya jadi khatib atau penceramah juga sambil mendengarkan khutbah masjid tetangga, yang menggunakan speaker masjid lumayan keras.

Selain itu, dia mendorong kerjasama antar masjid untuk menyelenggarakan salat id gabungan. Dia mengatakan telah ada beberapa masjid yang bersedia menyelenggarakan salat id bersama di lapangan atau area-area publik yang luas. Namun dia mengakuui tersebut tidak mudah karena banyak juga DKM yang enggan karena hal sepele, salah satunya pembagian hasil pemasukan kotak amal.

Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UMJ Borong 6 Gelar Juara IVSC Umsida

JAKARTAMU.COM | Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ) kembali menorehkan...

More Articles Like This