JAKARTAMU.COM | Di balik tugasnya sebagai anggota kepolisian, Bripka Joko Hadi Aprianto memiliki sisi kemanusiaan yang luar biasa. Ia bukan sekadar penegak hukum, tetapi juga seorang yang mengabdikan diri kepada masyarakat dengan cara yang tidak biasa—menjadi penggali kubur bagi warga kurang mampu.
Riwayat Hidup dan Perjalanan Menjadi Penggali Kubur
Bripka Joko Hadi Aprianto lahir dan besar di Samarinda, Kalimantan Timur. Ia berasal dari keluarga sederhana, di mana ayahnya adalah seorang polisi berpangkat tamtama yang memiliki tujuh anak. Sejak duduk di bangku kelas 2 SMP, Joko sudah harus bekerja mencari penghasilan tambahan untuk membantu kebutuhan keluarganya. Salah satu pekerjaan yang ia pilih adalah menjadi penggali kubur.
Sejak kecil, ia menyadari bahwa tidak semua keluarga mampu membayar jasa pemakaman, dan dari sanalah muncul empatinya untuk membantu sesama. Meski berawal dari kebutuhan ekonomi, pekerjaan ini lama-kelamaan menjadi bagian dari panggilan hatinya. Setelah lulus dari pendidikan kepolisian pada tahun 2005, ia ditempatkan di Polsek Samarinda Ulu, Polresta Samarinda. Namun, meskipun telah resmi menjadi anggota Polri, ia tetap melanjutkan pengabdiannya sebagai penggali kubur sukarela.
Pengabdian Tanpa Pamrih
Selama lebih dari 23 tahun, Bripka Joko dengan sukarela menggali liang lahat bagi warga yang membutuhkan. Ia tidak pernah memasang tarif dan sering kali memberikan jasanya secara gratis, terutama untuk warga kurang mampu. Baginya, membantu keluarga yang sedang berduka adalah bagian dari kemanusiaan yang harus dijalankan dengan tulus.
Di sela-sela kesibukannya sebagai anggota kepolisian, Bripka Joko tetap meluangkan waktu untuk menggali kubur. Ia percaya bahwa setiap manusia akan kembali kepada Sang Pencipta, dan membantu proses pemakaman adalah salah satu bentuk pengabdian kepada sesama. Ketulusannya ini membuatnya dikenal luas di masyarakat sebagai sosok relawan yang rendah hati.
Apresiasi dan Penghargaan
Dedikasi Bripka Joko tidak luput dari perhatian publik. Masyarakat Samarinda mengusulkannya sebagai kandidat Hoegeng Awards 2025, sebuah penghargaan bagi polisi yang memiliki integritas, dedikasi, dan pengabdian luar biasa. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga memberikan apresiasi atas pengabdiannya yang unik dan penuh makna.
Selain itu, kisahnya yang menginspirasi telah banyak diperbincangkan di media sosial. Netizen pun memberikan komentar positif, menyebutnya sebagai “oknum” dalam arti yang berbeda—bukan oknum yang mencoreng nama baik institusi, tetapi “oknum” yang menjadi contoh teladan bagi banyak orang.
Pengabdian Sejati Tidak Mengenal Batas Profesi
Bripka Joko Hadi Aprianto telah membuktikan bahwa pengabdian sejati tidak mengenal batas profesi. Sebagai seorang polisi, ia menjalankan tugasnya dengan profesional, namun sebagai seorang manusia, ia juga mengulurkan tangan bagi mereka yang membutuhkan.
Kisahnya mengajarkan bahwa di tengah kesibukan dan tanggung jawab, selalu ada ruang untuk berbuat baik. Apa yang dilakukan Bripka Joko bukan hanya sekadar menggali kubur, tetapi juga menggali makna kemanusiaan yang sesungguhnya. (Dwi Taufan Hidayat)