Kamis, Maret 20, 2025
No menu items!
spot_img

Bukber Partai Ummat Kota Bekasi, Supriyadi: Demokrasi Kita Taat kepada Allah, Rasul, dan Pemimpin

spot_img
Must Read
Miftah H. Yusufpati
Miftah H. Yusufpati
Sebelumnya sebagai Redaktur Pelaksana SINDOWeekly (2010-2019). Mulai meniti karir di dunia jurnalistik sejak 1987 di Harian Ekonomi Neraca (1987-1998). Pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Majalah DewanRakyat (2004), Wakil Pemimpin Harian ProAksi (2005), Pemimpin Redaksi LiraNews (2018-2024). Kini selain di Jakartamu.com sebagai Pemimpin Umum Forum News Network, fnn.co.Id. dan Wakil Pemimpin Redaksi Majalah FORUM KEADILAN.

JAKARTAMU.COM | Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Ummat Kota Bekasi mengadakan acara buka puasa bersama pada Rabu 19 Maret 2025. Dalam kesempatan itu, Ketua DPD Partai Ummat Kota Bekasi, Supriyadi, menyampaikan tentang beberapa perubahan signifikan yang dilakukan Dewan Syuro Pimpinan Pusat Partai Ummat.

Perubahan ini mengundang pro dan kontra. Itu sebabnya Supriyadi mengingatkan kepada seluruh pengurus untuk menjunjung tinggi adab dalam berdemokrasi.

Dia menyebut demokrasi di Partai Ummat adalah demokrasi sebagaimana tercantum dalam Surat An-Nisa ayat 59 yaitu:

أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ
aṭī’ullāha wa aṭī’ur-rasụla wa ulil-amri mingkum

Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.

“Jadi demokrasinya seperti itu. Ayo kita pahami kembali lagi ke ajaran Islam secara utuh. Kita melihat kalau misalnya di Islam itu ada demokrasi, contoh bagaimana mengoreksi pimpinan,” katanya.

Pada saat salat kita diberikan cara untuk mengoreksi pimpinan atau imam. Pada saat kita tahu pimpinan atau imam kita salah, kita tidak bar-bar mengatakan, eh salah lu. Tapi yang punya hak suara itu mengatakan subhanallah dengan tetap mengikuti aturannya.

Karena jika kita di dalam salat mengucapkan sesuatu atau gerakan dan kata-kata yang tidak ada di dalam salat membuat salat kita batal. “Dan itu adalah koridor kita berdemokrasi. Aṭī’ullāha wa aṭī’ur-rasụla wa ulil-amri mingkum,” ujarnya.

Jadi begitu ada salah pemimpin kita, imam kita, kita tetap punya koridor untuk memperbaiki. Dengan kata-kata yang sopan santun. Kenapa? Karena Rasulullah tugas utama adalah “Innama buistu liutammima makarimal akhlak, sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”

“Nah sebagai Partai Islam, ayolah kita bersilaturahim, bersenda gurau dengan tata krama Islam yang tinggi. Dan harapan itu ya kita tularkan supaya kita bisa menjadi sebagai pendakwah bilhal,” lanjutnya.

Nah kita di Partai Ummat ayo kita sedikit demi sedikit mengubah demokrasi kita. Demokrasi yang Allah dan Rasulnya contohkan kepada kita. Kita semua sudah paham salat itu adalah struktur kepemimpinan, demikian Supriyadi.

spot_img

RUU TNI dan Ancaman Supremasi Sipil: Suara Kampus Menggema, Mahasiswa Bergerak

JAKARTAMU.COM | Pengesahan Revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (RUU TNI) oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 20 Maret 2025...

More Articles Like This