JAKARTAMU.COM | Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Busyro Muqoddas mengajak umat untuk merenungkan pentingnya ketenangan hati. Busyro mengutip QS. Ar-Ra’d ayat 28.
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram,” tutur Busyro dalam kultum di Masjid AR Fachrudin, Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (25/11/2024).
Baca juga: Busyro Muqoddas: Trias Politika Sedang Alami Degradasi Moral pada Titik Terendah
Busyro menjelaskan, ketenangan hati berawal dari kesadaran untuk bersyukur atas segala nikmat dan bersabar menghadapi apa yang belum tercapai. Dalam pandangannya, syukur dan sabar adalah kunci membangun jiwa yang damai di tengah berbagai tekanan hidup.
Sebagai contoh, Busyro mengungkapkan keteladanan Menteri Keuangan era Orde Baru, Mar’ie Muhammad, yang dikenal dengan integritasnya. Ketika menjabat, Mar’ie menolak dana taktis dan memotong anggaran perjalanan dinas yang dinilai berlebihan.
“Rumah dinasnya lengkap, tetapi saat ada rencana mengganti gorden, ia menolak karena merasa masih bagus. Itu menunjukkan bahwa hatinya tenteram, jauh dari sifat boros dan rakus,” ujarnya.
Baca juga: Busyro Muqoddas Sebut Hak Rakyat untuk Punya Pemimpin Jujur Dibabat Politik Uang
Menurut mantan pimpinan Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) itu, orang dengan hati yang tenang memiliki filter moral otomatis yang membimbingnya memilih penghasilan yang halal.
Hal ini kontras dengan fenomena politik saat ini, seperti tingginya ongkos politik di Pilkada yang sering memicu praktik kecurangan. Kecurangan hanya akan membawa kegelisahan, bukan ketenangan.
Busyro juga menekankan pentingnya meninggalkan perbuatan terlarang dan konsisten melaksanakan amalan sunah seperti puasa dan salat malam sebagai jalan menuju ketenangan jiwa.
“Jiwa yang tenang adalah jiwa yang mampu bersabar dan bersyukur, sekaligus menjaga hubungan dengan Allah dan sesama manusia,” kata dia.
Sumber: muhammadiyah.or.id