PERANG Bharatayuda telah usai. Pandawa menang, Kurawa hancur, tetapi warisan peperangan masih membekas di Hastinapura. Dendam, ambisi, dan kutukan masih mengintai di balik bayang-bayang.
Parikesit, cucu Arjuna, kini duduk di singgasana kerajaan. Ia bukanlah pejuang seperti leluhurnya, melainkan pemimpin yang ingin mengakhiri siklus perang. Namun, kedamaian yang ia dambakan tidak mudah dicapai. Aswatthama, prajurit abadi yang dikutuk oleh Krishna, masih menyimpan kebencian terhadap Pandawa. Selama ribuan tahun, ia menanti kesempatan untuk membalas dendam—dan kini, ia kembali dengan kekuatan yang lebih gelap.
Vrishaketu, putra Karna yang selamat dari perang besar, berdiri di antara dua dunia. Sebagai keturunan Kurawa, ia menyimpan luka masa lalu, tetapi sebagai sahabat Parikesit, ia ingin melihat dunia tanpa peperangan.
Saat Aswatthama memulai rencananya untuk menghancurkan Hastinapura, Parikesit dan Vrishaketu dihadapkan pada pilihan sulit: Melanjutkan warisan perang atau menciptakan era baru tanpa kebencian?
Pertempuran pun tak terhindarkan. Dari duel epik di bawah bulan merah, pengkhianatan yang mengubah sejarah, hingga kejatuhan seorang ksatria abadi, perjalanan ini bukan sekadar tentang kemenangan dan kekalahan, tetapi tentang mewarisi takdir atau menulis ulang sejarah.
Ketika tirai Bharatayuda akhirnya ditutup, apa yang akan tersisa—puing-puing dendam atau harapan baru?