JAKARTAMU.COM | Cinta adalah fitrah yang Allah ﷻ tanamkan dalam hati manusia. Namun, dalam Islam, cinta bukan sekadar perasaan yang menggebu-gebu, bukan pula sekadar kebanggaan karena dicintai banyak orang. Lebih dari itu, cinta sejati adalah tentang kesetiaan, ketulusan, dan keberkahan yang berlandaskan keimanan.
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:
وَمِنْ ءَايَـٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًۭا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةًۭ وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَـَٔايَـٰتٍۢ لِّقَوْمٍۢ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum: 21)
Ayat ini menegaskan bahwa hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam ikatan pernikahan bukan hanya didasarkan pada daya tarik fisik, melainkan juga pada mawaddah (kasih sayang) dan rahmah (rahmat). Cinta yang berlandaskan ketakwaan akan membawa ketenteraman dan keberkahan dalam hidup.
Kesetiaan: Mahkota dalam Cinta
Di zaman yang penuh godaan dan fitnah ini, kesetiaan menjadi sesuatu yang semakin langka. Banyak orang tergoda dengan berbagai bentuk cinta yang semu—yang hanya sementara dan mudah berubah seiring berjalannya waktu. Namun, Islam mengajarkan bahwa cinta sejati adalah cinta yang terjaga dalam batasan syariat dan tidak mudah berpaling kepada yang lain.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal perbuatan kalian.” (HR. Muslim)
Cinta yang hanya didasarkan pada fisik, kekayaan, atau ketenaran tidak akan bertahan lama. Sebaliknya, cinta yang tumbuh dari ketulusan hati dan keimanan akan tetap kokoh meskipun menghadapi berbagai ujian kehidupan.
Cinta Sejati Tidak Butuh Pengakuan Banyak Orang
Dalam kehidupan, banyak orang yang merasa bangga jika dicintai oleh banyak orang, seolah-olah hal itu menjadi bukti bahwa dirinya berharga. Namun, Islam mengajarkan bahwa kebanggaan sejati bukanlah tentang jumlah orang yang mencintai kita, melainkan tentang mendapatkan satu cinta yang tulus dari seseorang yang menjaga kesetiaannya.
Rasulullah ﷺ mengingatkan:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, kedudukannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah yang memiliki agama, niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bagi seorang wanita, kebanggaan bukanlah saat banyak laki-laki tertarik kepadanya, melainkan saat ia mendapatkan satu laki-laki yang mencintainya dengan penuh keikhlasan dan tidak mudah berpaling pada wanita lain secara tidak halal. Begitu pula bagi seorang laki-laki, kebanggaan bukanlah memiliki banyak pasangan, tetapi mampu menjaga satu hati dengan penuh tanggung jawab dan kesetiaan.
Menjaga Hati dari Cinta yang Menyesatkan
Salah satu ujian terbesar dalam kehidupan adalah menjaga hati agar tidak tergoda oleh cinta yang salah. Cinta yang tidak berlandaskan ketakwaan akan mudah tergelincir ke dalam maksiat, baik dalam bentuk hubungan yang tidak halal maupun cinta yang berlebihan terhadap dunia.
Allah ﷻ berfirman:
وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِۦٓ أَزْوَٰجًۭا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ ۚ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌۭ وَأَبْقَىٰ
“Dan janganlah engkau (Muhammad) tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (berupa) bunga kehidupan dunia untuk Kami uji mereka dengannya. Karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Taha: 131)
Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak terbuai dengan keindahan dunia yang hanya bersifat sementara, termasuk dalam hal cinta. Jangan sampai kita mencintai seseorang hanya karena harta, status sosial, atau daya tarik fisik semata, sementara nilai-nilai ketakwaan diabaikan.
Cintailah dengan Hati yang Bersih
Cinta sejati dalam Islam bukanlah sekadar perasaan yang meledak-ledak atau kebanggaan karena dicintai banyak orang. Cinta yang hakiki adalah cinta yang didasarkan pada keimanan, ketulusan, dan kesetiaan. Seorang wanita seharusnya tidak merasa bangga hanya karena banyak laki-laki mencintainya, tetapi lebih berharga jika mendapatkan cinta yang tulus dari seorang laki-laki yang menjaga hatinya hanya untuknya. Begitu pula seorang laki-laki, kebanggaan sejati bukanlah dalam memiliki banyak wanita, tetapi dalam kesetiaan kepada satu cinta yang halal.
Marilah kita mendidik diri dan keluarga kita untuk memahami makna cinta yang sesungguhnya dalam Islam. Sebab, cinta yang sejati bukan sekadar perasaan, tetapi sebuah perjalanan menuju ridha Allah ﷻ dengan penuh ketulusan dan tanggung jawab.
Wallahu a’lam bish-shawab.