JAKARTAMU.COM | Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) Dahnil Anzar Simanjuntak menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya pemimpin Gereja Katolik dunia, Paus Fransiskus. Ia menyebut Paus sebagai figur penting dalam membangun dialog lintas agama dan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan.
“Saya turut berduka untuk seluruh umat Katolik sedunia atas meninggalnya Pemimpin umat Katolik, Pope Francis. Kontribusi beliau terhadap dialog lintas agama dan perdamaian sangat besar. Semoga semangat Pope Francis membela dan berpihak kepada kaum lemah bisa diteruskan oleh semua golongan kelompok lintas agama,” ujar Dahnil dalam keterangannya, Senin (21/4/2025).
Paus Fransiskus dikenal luas sebagai tokoh yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, keterbukaan, dan solidaritas terhadap kaum marginal. Selama masa kepemimpinannya, ia aktif mendorong dialog antaragama dan menunjukkan empati kepada kelompok rentan di berbagai belahan dunia.
Dalam pernyataannya, Dahnil juga mengutip pesan moral Paus Fransiskus terkait korupsi yang dinilainya relevan dengan kondisi sosial saat ini.
“Para koruptor itu makan dari uang yang sangat besar. Pertanyaannya, dari mana uang korupsi itu berasal? Semuanya berasal dari rakyat-rakyat yang sedang tidur di gubuk-gubuk derita itu,” kutip Dahnil.
Ia menambahkan, warisan moral dan keteladanan Paus Fransiskus dalam menjalin harmoni antarumat beragama dan perjuangannya untuk keadilan sosial adalah nilai-nilai universal yang penting bagi bangsa Indonesia dan dunia.
“Nilai-nilai itu harus menjadi bahan refleksi bersama dalam membangun kehidupan kebangsaan yang lebih adil, damai, dan manusiawi,” tutup Dahnil.
Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun. Ia meninggal di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan hanya berselang sehari setelah muncul di Lapangan Santo Petrus untuk mengucapkan “Selamat Paskah” kepada ribuan umat Katolik.
Dalam bulan-bulan terakhir hidupnya, kondisi kesehatan Paus yang memburuk membuatnya menghabiskan beberapa pekan di rumah sakit.
Pada 14 Februari lalu, pria berusia 88 tahun itu dibawa ke rumah sakit Gemelli di Roma untuk dirawat karena pneumonia di kedua paru-parunya. Dia mengalami kesulitan bernapas selama beberapa hari.
Paus sangat rentan terhadap pneumonia, yang merupakan infeksi paru-paru yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur, setelah menjalani pengangkatan sebagian paru-paru saat masih muda.