JAKARTAMU.COM | Kiai Haji Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, dikenal sebagai ulama visioner yang mengembangkan dakwah Islam dengan pendekatan kultural yang cerdas dan progresif. Beliau menekankan pentingnya penerapan Islam secara rasional dalam kehidupan masyarakat, dengan tujuan membebaskan manusia dari kebodohan dan menjunjung tinggi martabat kemanusiaan.
Salah satu langkah strategis yang diambil Kiai Ahmad Dahlan adalah mendirikan lembaga pendidikan yang berbasis pada akal dan rasionalitas. Beliau percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk memberdayakan umat dan membebaskan mereka dari belenggu kebodohan. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Surah Al-Mujadilah ayat 11:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
Selain itu, Kiai Ahmad Dahlan juga mendirikan panti-panti sosial dan balai pengobatan sebagai wujud nyata dari penghargaan terhadap harkat dan martabat kemanusiaan. Beliau memahami bahwa Islam tidak hanya mengajarkan tentang ibadah ritual, tetapi juga menekankan pentingnya kepedulian sosial dan kemanusiaan. Dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
Pengembangan organisasi Muhammadiyah oleh Kiai Ahmad Dahlan juga menjadi bukti nyata dari dakwah kultural yang beliau terapkan. Muhammadiyah bergerak di bidang kemasyarakatan dan pendidikan, dengan tujuan menciptakan masyarakat yang berilmu, berakhlak mulia, dan sejahtera. Pendekatan ini menunjukkan bahwa Islam dapat diimplementasikan secara dinamis dan relevan dengan perkembangan zaman.
Kiai Ahmad Dahlan juga menekankan pentingnya pengajaran ilmu pengetahuan secara luas dan penggerakan rasa kemanusiaan. Beliau mendorong umat Islam untuk tidak hanya fokus pada ilmu agama, tetapi juga menguasai ilmu pengetahuan umum yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Surah Al-‘Alaq ayat 1-5:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ * خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ * اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ * الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ * عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Melalui pendekatan dakwah kultural yang cerdas dan maju, Kiai Ahmad Dahlan berhasil mengintegrasikan ajaran Islam dengan budaya lokal, sehingga Islam dapat diterima dan dipraktikkan secara luas oleh masyarakat Indonesia. Warisan beliau ini menjadi teladan bagi generasi selanjutnya dalam mengembangkan dakwah yang relevan dan kontekstual.
Dwi Taufan Hidayat, Sekretaris Korp Alumni PW/IRM Jawa Tengah