Berteman dengan para pemimpin Timur Tengah
Sebagai pemimpin dunia dan tokoh masyarakat, Trump membawa kehadiran yang sangat berbeda ke Timur Tengah.
Sementara media berita AS dipenuhi dengan laporan tentang bagaimana para pemimpin Eropa dan Barat lainnya tidak cocok dengan gaya kepemimpinannya, ia diterima dengan hangat oleh banyak orang di Timur Tengah dan di tempat lain, mulai dari raja dan otokrat hingga pemimpin yang dipilih secara demokratis.
Perjalanan pertamanya ke luar negeri sebagai presiden dimulai dengan singgah di Arab Saudi, yang menghasilkan foto viral Trump, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan Raja Saudi Salman yang memegang bola bercahaya.
Dan hubungan persahabatan itu tampaknya tetap terjalin meskipun Trump sesekali menyerang para pemimpin itu.
Ia pernah menyebut Sisi sebagai “diktator favorit saya” selama pertemuan di KTT G7. Ia sebelumnya memuji Sisi sebagai pemimpin yang hebat, tetapi dalam sudut pandang yang sama menyebut presiden Mesir sebagai “pembunuh”.
Hubungan antara Trump dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan adalah contoh utama dari dinamika ini.
Pada bulan Agustus 2018, pemerintah AS memberikan sanksi kepada Turki atas penahanan pendeta Amerika Andrew Brunson. Saat itu, tindakan AS terhadap sekutu NATO-nya itu merupakan teguran yang jarang terjadi.
Tahun berikutnya, pada Juli 2019, AS mengeluarkan Turki dari program jet tempur F-35 bersama, karena Ankara membeli sistem pertahanan udara S-400 Rusia. Langkah itu memperparah keretakan yang semakin besar antara kedua sekutu itu.
Beberapa bulan kemudian, pada Oktober, Trump menulis surat kepada Erdogan, mengancam akan menghancurkan ekonomi Turki jika Turki tidak menyetujui “kesepakatan yang bagus”. Pada bulan yang sama, Trump memberi lampu hijau bagi Turki untuk melancarkan serangan besar ke Suriah utara yang akan mengusir para pejuang Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS.
Namun bulan berikutnya, pada November 2019, Trump dan Erdogan bertemu langsung di Gedung Putih dan mantan presiden AS itu mengatakan bahwa dia adalah “penggemar berat” pemimpin Turki itu.
“Anda melakukan pekerjaan yang fantastis untuk rakyat Turki,” kata Trump saat itu.
Sebaliknya, hubungan antara Erdogan dan Biden dingin. Dan meskipun kunjungan presiden Turki ke Washington dijadwalkan awal tahun ini, kunjungan itu telah ditunda.