MALUKU UTARA – Menjelang peringatan Hari Pers Nasional yang jatuh pada 9 Februari, jenazah jurnalis Metro TV, Sahril Helmi, yang sebelumnya dilaporkan hilang, ditemukan pada hari ketujuh pencarian, Sabtu (8/2). Penemuan tersebut mengakhiri pencarian yang dramatis setelah Sahril hilang saat bertugas di Maluku Utara.
Setelah ditemukan mengenakan kaus hitam, jenazah Sahril segera dibawa ke rumah sakit terdekat. Rekan sejawatnya dari Metro TV, Dahbudin Basri, memastikan identitas jenazah tersebut melalui kaus dan atribut yang dikenakan korban. “Kami memeriksa kaos dan atribut yang masih ada, lalu mengonfirmasi dengan teman-teman di Ternate. Ternyata kaos yang dia pakai memang milik Sahril Helmi,” ungkap Dahbudin dalam program Headline News.
Saat ini, pihak rumah sakit tengah menangani jenazah Sahril, sementara pihak Metro TV berkomunikasi dengan keluarga untuk menentukan langkah selanjutnya. Sahril, yang tewas dalam upaya menyelamatkan dua nelayan di Laut Tidore, Maluku Utara, dikenang atas dedikasinya yang tinggi dalam menjalankan tugas jurnalistik.
Ayah Sahril, Sahabuddin Helmi, dengan penuh kesedihan mengungkapkan rasa kehilangan yang mendalam. “Sahril sejak kecil, sewaktu SD, bercita-cita menjadi penulis. Buku-buku karangannya adalah cita-citanya. Sahril adalah tulang punggung keluarga kami, namun ini adalah kehendak Allah,” kenang Sahabuddin dengan suara bergetar, seperti yang dilansir dari Viva.
Insiden tragis yang menewaskan dua anggota tim SAR dan satu anggota Dit Polairud itu terjadi setelah bagian belakang speedboat yang mereka tumpangi meledak. Meski peristiwa itu mengguncang tim, Sahabuddin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam upaya pencarian anaknya.
“Kami, atas nama keluarga Helmi Syahabuddin dan keluarga Abdurrahman, mengucapkan terima kasih kepada seluruh jurnalis Indonesia, terutama keluarga besar Metro TV, TNI Angkatan Laut, dan Pemda Maluku Utara. Kami juga memohon maaf kepada Basarnas dan menyampaikan rasa terima kasih yang tulus,” ujar Sahabuddin sambil menahan tangis.
Kehilangan Sahril meninggalkan duka mendalam di hati keluarga dan rekan-rekannya, sekaligus mengingatkan kita akan dedikasi luar biasa seorang jurnalis dalam menjalankan tugasnya.