Oleh: Dwi Taufan Hidayat
Langit merah saga menyelimuti garis pantai selatan ketika Gamawijaya dan kelompoknya bergerak cepat di antara rimbunan pandan laut. Angin berhembus kencang membawa aroma asin dari ombak yang menghantam karang. Mereka kini berada di pesisir Ambal, daerah yang selama ini menjadi jalur persembunyian yang aman.
Namun kali ini berbeda.
Sejak pengumuman sayembara, situasi semakin menekan.
Belanda dan pasukan Mangunprawira telah memperketat pengawasan di seluruh wilayah. Desa-desa diperiksa, mata-mata disebar, dan para pemimpin lokal diancam untuk bekerja sama.
Gamawijaya tahu mereka harus segera bergerak sebelum jebakan menutup rapat.
“Kita tidak bisa lagi tinggal di pedalaman. Kita harus bergerak ke pesisir,” kata Pak Mulyo sambil menunjuk peta di atas pasir. “Di sini kita bisa lebih leluasa.”
Gamawijaya mengangguk. Ia melihat ke arah lautan luas, tempat yang selama ini hanya ia pandang sebagai batas dunia. Namun kini, ia melihatnya sebagai jalan keluar.
“Sampai kapan kita bisa bertahan di pesisir?” tanya Ganda, salah satu pengikut setia.
Gamawijaya terdiam sejenak. “Selama yang kita butuhkan.”
Mereka bukan hanya sekadar melarikan diri. Mereka butuh strategi baru.
Di sisi lain, Mangunprawira semakin dekat dengan buruan utamanya.
Dengan informasi yang diperolehnya dari para mata-mata, ia berhasil memetakan kemungkinan jalur pelarian Gamawijaya.
“Dia akan ke pesisir,” gumamnya sambil menatap peta.
Seorang perwira Belanda, Kapten Van Hoorn, mengangguk setuju. “Jika dia bergerak ke sana, kita bisa memojokkannya. Tidak ada banyak jalan keluar di antara tebing-tebing karang itu.”
Mangunprawira tersenyum tipis. Ia tahu bahwa saat ini, waktu ada di pihaknya.
“Aku ingin pasukan bergerak dalam tiga hari. Kita akan tutup semua jalur keluar di pesisir selatan.”
Di matanya, kemenangan sudah dekat.
Malam itu, di tepi pantai, Gamawijaya dan pasukannya bersiap.
Ia menatap bintang-bintang yang berkilau di langit, lalu berbisik dalam hati, Aku tidak akan membiarkan mereka menang begitu saja.
(Bersambung seri ke-7: Bayangan di Balik Sayembara)