KENTUCKY Fried Chicken (KFC), merek ayam goreng Amerika Serikat yang sangat terkenal di dunia itu hampir gulung tikar di Indonesia. laporan keuangan KFC pada kuartal III tahun 2024 mencatatkan kerugian sebesar Rp557,08 miliar. Angka kerugian itu naik 266,59% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp152,41 miliar.
Sebagian masyarakat meyakini, terjun bebasnya penjualan KFC lantaran aksi boikot produk pro-Israel. Aksi yang telah berlangsung lebih dari setahun itu banyak diikuti kelompok masyarakat menengah.
Baca juga: Pesan Penting Guru Besar ITS Seputar Pendingin Udara
Akibatnya, banyak gerai KFC di berbagai daerah tutup. Prediksi menyebut akan lebih banyak lagi ke depan. Hal yang sama juga menimpa McDonald. Satu per satu gerai penjualan raksasa ayam goreng AS itu tutup.
Tapi benarkah penyebab tutupnya dua restoran cepat saji hanya karena aksi boikot produk pro-Israel? Belum ada penelitian dan kajian khusus tentang itu.
Tetapi setidaknya ada dua alasan lain yang secara rasional turut menyebabkan KFC dan McDonald “gulung tikar” di Indonesia.
Pertama, di masa lalu target utama KFC dan McDonald adalah kelompok ekonomi menengah ke atas. Namun seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, tumbuh kesadaran di kalangan ini untuk meninggalkan junk food dan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.
Mereka mengurangi makanan yang digoreng dan soft drink, kembali mengonsumsi produk nonolahan atau alami. Mereka tahu, mengonsumsi makanan berkalori tinggi seperti ayam goreng dan minum soda mempercepat pembentukan purin dalam tubuh.
Baca juga: Prabowo Segera Umumkan dan Nyatakah Perang Melawan State Corporate Crime
Metabolisme dan dekomposisi mereka dalam tubuh dapat meningkatkan produksi purin dan selanjutnya menyebabkan peningkatan asam urat. Asupan secara berlebihan secara tidak langsung akan mengurangi ekskresi atau pengeluaran asam urat oleh ginjal.
Penyebab kedua adalah pandemi Covid-19. Ketika daya beli belum kembali stabil, masyarakat mendapat suguhan beragam produk ayam goreng lokal, khususnya kelas UMKM. Dengan harga jual produk yang jauh lebih murah, ayam goreng UMKM tumbuh begitu pesat bak lahan rumput kosong tersiram hujan.
Lapak-lapak ayam goreng UMKM ini bertebaran di sudut dan tepi jalan, dari perumahan hingga perkampungan, merambah kota sampai desa. Bagi masyarakat ini adalah berkah. Toh, rasanya mirip-mirip dengan KFC atau McDonald. Selain murah, pembeli pun tak perlu mengeluarkan ongkos parkir.