Kamis, Desember 5, 2024
No menu items!

Garin: Strategi Budaya Tjokroaminoto Mewujudkan Imajinasi Negara Bangsa

Must Read

JAKARTAMU.COM | Sutradara, penulis skenario, dan produser film Garin Nugroho mengatakan di sisi kelam sejarah bangsa ini, di tengah para raja populer yang hanya menjaga kekuasaan dan citra, kita menemukan kisah guru bangsa bernama Tjokroaminoto (16 Agustus 1882–17 Desember 1934) yang mengimajinasikan negara bangsa.

“Menarik untuk membaca langkah-langkah politiknya, sebuah strategi budaya mewujudkan imajinasi negara bangsa” tutur Garin saat menyampaikan Pidato Kebudayaan bertajuk “Balas Budi untuk Rakyat” di Taman Ismail Marzuki, Jakarta 10 November lalu.

Di sana, menurutnya, terbaca strategi budaya melalui Sarekat Islam yang dipimpinnya, Tjokroaminoto kemudian menggabungkan gerak politik, ekonomi sekaligus budaya.

Baca juga: Garin Nugroho Sebut 10 Tahun Jokowi Hanya sebagai Mandor

Sebutlah langkah-langkah strategi kebudayaannya, yaitu:

Pertama, strategi budaya organisasi politik berbadan hukum.

Tjokroaminoto menjadikan Sarekat Islam sebagai organisasi politik pertama yang terdaftar secara sah melalui prosedur perizinan hukum. Sebuah strategi sebagai syarat pemenuhan institusi modern.

Kedua, strategi budaya lewat politik koperasi lokal.

Tjokro dengan cerdik meminta setiap cabang Sarekat Islam memiliki koperasi berbasis produk unggulan lokal, misalnya Cirebon memiliki koperasi batik.

Ketiga, strategi budaya lewat busana dan seni.

Tjokro memberi kebebasan warga untuk menggunakan berbagai motif batik, yang sebelumnya hanya diperbolehkan untuk kalangan bangsawan. Demikian juga, Tjokro mengelola kelompok kesenian.

Keempat, strategi budaya komunikasi dengan memberi kewajiban cabang-cabang Sarekat Islam untuk memiliki surat kabar sendiri.

Kelima, strategi budaya bahasa.

Tjokro memberi kebebasan pada warga untuk berbicara menggunakan bahasa sehari-hari (kasar) kepada pejabat.

Pada era itu, rakyat harus menggunakan bahasa Jawa halus untuk berbicara kepada bangsawan dan pejabat.

Baca juga: Garin Nugroho: 10 Tahun Kita Diperlakukan sebagai Warganet, Bukan Warga Negara

Menurut Garin, lima strategi budaya yang dilakukan Tjokro menjadikan ia begitu populer dan disebut sebagai “raja Jawa tanpa mahkota”.

Tjokro menjadi bukti kepemimpinan yang mampu membingkai bangsanya untuk bertumbuh dalam situasi dan kondisi terjajah sekalipun.

Sarekat Islam menjadi organisasi politik terbesar dengan jumlah anggota 2 juta orang dari 30 juta penduduk Jawa kala itu. Anggotanya pun tersebar di seluruh Indonesia.

Seluruh strategi budayanya bukanlah sekadar kemasan dan citra, serta untuk kekuasaan semata. Langkah politik dan budaya ini menjadi penggerak bangsa, perlawanan, nasionalisme, dan daya hidup ekonomi, sosial, politik, serta budaya.

Tentu saja, kata Garin, langkah Tjokro juga melalui pengorbanan-pengorbanan yang tidak mudah, seperti dipenjarakan oleh pihak kolonial.

Baca juga: Garin: Saatnya Kebudayaan Menjadi Panglima Bersama Ekonomi dan Politik

Haedar Nashir Ingin Tanwir Muhammadiyah Perkuat Energi Konstruktif untuk Umat dan Kemanusiaan

KUPANG, JAKARTAMU.COM | Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menekankan pentingnya energi konstruktif untuk menghadapi berbagai tantangan global....

More Articles Like This