JAKARTAMU.COM | Baru-baru ini, tagar #AdiliJokowi menjadi perbincangan hangat di media sosial dan memicu berbagai aksi di sejumlah kota di Indonesia. Tagar ini muncul sebagai bentuk protes dan tuntutan dari berbagai elemen masyarakat yang mendesak agar mantan Presiden Joko Widodo diadili atas dugaan pelanggaran selama masa jabatannya.
Fenomena ini berawal dari coretan-coretan bertuliskan “Adili Jokowi” yang muncul di berbagai kota, seperti Yogyakarta, Surabaya, dan Malang. Aksi vandalisme ini kemudian berkembang menjadi gerakan yang lebih luas, melibatkan demonstrasi oleh mahasiswa dan kelompok masyarakat lainnya. Misalnya, pada 14 Februari 2025, terjadi aksi protes di Surakarta yang menuntut investigasi terhadap kasus-kasus yang melibatkan Jokowi.

Meskipun aksi tersebut hanya berlangsung selama 10 menit karena hujan deras, namun menunjukkan eskalasi dari gerakan ini.
Pengamat politik, Rocky Gerung, menilai bahwa seruan “Adili Jokowi” merupakan bentuk kebebasan berekspresi masyarakat dan tidak seharusnya dilarang. Sementara itu, Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, menanggapi maraknya coretan tersebut dengan santai, menyatakan bahwa itu adalah cara masyarakat mengungkapkan ekspresi mereka.
Gerakan ini juga mendapatkan perhatian di media sosial, dengan tagar #AdiliJokowi menjadi trending di platform X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) pada 10 Februari 2025, mengumpulkan lebih dari 12.000 cuitan. Meskipun demikian, beberapa pihak mengingatkan agar gerakan ini tidak memecah belah bangsa, melainkan fokus pada penegakan hukum dan keadilan.
Selain itu, aksi vandalisme dengan tulisan “Adili Jokowi” telah muncul di berbagai kota, termasuk Yogyakarta, Surabaya, dan Malang. Meskipun coretan-coretan tersebut telah dihapus oleh pihak berwenang, namun pesan yang disampaikan tetap mendapatkan perhatian luas dari masyarakat.
Secara keseluruhan, maraknya tagar #AdiliJokowi mencerminkan dinamika politik dan sosial di Indonesia pasca-kepemimpinan Joko Widodo, dengan masyarakat yang semakin vokal dalam menyuarakan aspirasi dan kritik mereka melalui berbagai platform dan aksi. (Dwi Taufan Hidayat)
