MAKASSAR, JAKARTAMU.COM | Syawalan 1446 H yang digelar Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan (PWM Sulsel) berlangsung khidmat dan penuh semangat kekeluargaan. Syawalan kali ini bukan hanya bertabur bintang, tetapi juga ide besar, dan tekad untuk terus meneguhkan peran Muhammadiyah dalam membangun peradaban yang berkemajuan.
Bertempat di halaman Gedung Dakwah Muhammadiyah Tamalanrea, Makassar, acara ini dihadiri para kader Muhammadiyah dari berbagai daerah, tokoh masyarakat lintas profesi, serta pimpinan ormas Islam dan perguruan tinggi.
Ketua PWM Sulsel, Prof. Ambo Asse, menyampaikan rasa syukur atas suksesnya acara ini. Ia menilai bahwa Syawalan bukan hanya ajang silaturahmi, tetapi juga momentum konsolidasi dakwah dan penguatan peran Muhammadiyah dalam pembangunan umat dan bangsa.
Dalam sambutanya, Prof. Ambo Asse mengumumkan rencana pembangunan Gedung Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) setinggi 13 lantai. Proyek ini diperkirakan menelan dana lebih dari Rp70 miliar rupiah dan ditargetkan selesai dalam dua tahun. Meski dananya belum tersedia sepenuhnya, ia yakin gotong royong warga Muhammadiyah se-Sulsel akan mewujudkannya.
Baca juga: Haedar Nashir Bicara Tambang: Kementerian Harus Fair, Jangan Mempersulit Urusan!
Acara syawalan di Sulsel semakin berkesan dengan kehadiran Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir. Bersama Haedar, hadir pula Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Hj. Norjannah Djohantini, serta sejumlah tokoh Muhammadiyah pusat.
Prof. Haedar Nashir menyampakan apresiasi yang mendalam. Ia menilai Syawalan ini berbeda dari yang lain. Dia pun memuji semangat tinggi warga Muhammadiyah Sulsel, ditambah dukungan gubernur Sulsel yang siap membantu.
“Saya belum pernah menghadiri Syawalan yang sekaligus mencanangkan pembangunan gedung 13 lantai. Ini luar biasa dan sangat membanggakan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa kemandiirian keuangan Muhammadiyah di wilayah dan daerah adalah kekuatan sejati. “Pusat tidak mensubsidi kecuali untuk daerah-daerah terpencil. Wilayah seperti Sulsel memang tumbuh dari kekuatan sendiri,” katanya.
Baca juga: Ujung Pencarian Mastu yang Penuh Haru di Kampung Mualaf Patikalain
Lebih jauh, Haedar menekankan pentingnya silaturrahim pasca-Ramadhan sebagai sarana transformasi nilai menuju ketakwaan. “Puasa itu menahan amarah, mewakafkan harta, dan menjaga hubngan sosial. Itulah jalan menuju takwa,” ungkapnya.
Ia juga memuji budaya dakwah Muhammadiyah Sulsel yang kuat dan konsisten, termasuk militansi positif kader-kadernya. “Itulah sebabnya amal usaha Muhammadiyah di Sulsel berkembang pesat. Nilai keislaman dijaga kuat, termasuk oleh warga Muhammadiyah di Mandar dan Toraja,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Prof. Ambo Asse juga menyampaikan bahwa Sulawesi Selatan akan menjadi tuan rumah Muktamar Ikatan Pelajar Muhammadiyah pada 2027. Ia mengajak seluruh warga untuk bersatu menyukseskan agenda nasional tersebut.