Komitmen dakwah dan cita-cita luhur kebangsaan tersebut kemudian ditegaskan kembali dalam poin kelima Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCH) tahun 1969: “Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil makmur yang diridai Allah Subhanahu wa ta`ala: “Baldatun Thayyaibatun Wa Rabbun Ghafur”.
Karenanya usaha “Menghadirkan Kemakmuran Untuk Semua” bagi Muhammadiyah ialah terus berusaha mewujudkan kemakmuran secara utuh-menyeluruh agar terwujud dalam kehidupan bangsa secara nyata. Muhammadiyah terus berikhtiar menghadirkan kemakmuran sebagai salah satu penanda dari jalan dan strategi kebudayaan yang berkemajuan menuju puncak peradaban bangsa Indonesia yang dicita-citakan para pendiri dan
konstitusi negara, yakni: Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945. Tujuan nasional yang sejalan dengan cita-cita “Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur”.
Karenanya, jadikan Milad ke-112 tahun ini sebagai momentum refleksi dalam wujud muhasabah (evaluasi) sekaligus maudhu’ah (proyeksi) atas gerakan Muhammadiyah yang selama ini terus berkiprah tidak kenal lelah dalam usaha memakmurkan kehidupan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan semesta. Muhammadiyah melalui gerakan pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan seluruh praksis usahanya selama ini sejatinya memiliki orientasi pada usaha memakmurkan kehidupan bangsa. Kemakmuran dalam dimensi kesejahteraan dan kemajuan yang bersifat utuh dan menyeluruh, yakni lahir dan batin, material dan spiritual, serta duniawi dan ukhrawi. Demikian halnya dengan seluruh usaha yang dilakukan Aisyiyah sebagai Gerakan Perempuan Muhammadiyah maupun seluruh komponen di lingkungan Persyarikatan untuk mewujudkan memakmurkan kehidupan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta yang multidimensi berorientasi Rahmatan Lil-‘alamin.
Muhammadiyah bertekad untuk terus bergerak meningkatkan intensitas dan kualitas gerakan “Menghadirkan Kemakmuran Untuk Semua” agar dapat dilakukan dan diperluas praksis gerakannya untuk memakmurkan kehidupan bangsa di seluruh komponen masyarakat dan di berbagai kawasan hingga ke daerah terdepan, terjauh, dan tertinggal. Muhammadiyah dalam usaha meningkatkan kemakmuran bangsa merupakan satu mata rantai dengan membangun kekuatan iman dan taqwa, akhlak mulia, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan orientasi amal shaleh di segala bidang kehidupan. Para penggeraknya gigih berjuang memakmurkan bangsa dengan spirit keikhlasan, pengabdian, kesungguhan, kesabaran, dan jiwa ihsan dalam mewujudkan kemakmuran bangsa secara tersistem melalui gerak organisasi yang berkemajuan.
Muhammadiyah berkomitmen menjadikan “Indonesia Berkemakmuran” sebagai bagian integral dalam wawasan “Negara Pancasila Darul Ahdi Wa Syahadah”. Muhammadiyah terus berusaha dan bekerja keras menjadikan Indonesia tempat brkomitmen sekaligus bersaksi dan membuktikan diri dalam membangun kehidupan kebangsaan yang bermakna menuju kemakmuran di segala bidang kehidupan. Dalam Negara Pancasila sebagai “Darus Syahadah”, Muhammadiyah dan umat Islam harus siap bersaing (fastabiqul khairat) dan bekerjasama (ta’awun) untuk memakmurkan dan memajukan kehidupan bangsa dengan segenap kreasi, inovasi, dan strategi yang terbaik. Pendekatannya mengedepankan “Dakwah Lil-Muwajahah” yang konstruktif, produktif, dan proaktif yang menebar rahmat bagi semesta alam. Sebaliknya tidak menggunakan pendekatan “Lil-Mu’aradlah” yang serba konfrontatif dan penegasian yang menjauhkan Muhammadiyah dari sasaran dakwah.
Muhammadiyah sebagai kekuatan strategis umat dan bangsa berkomitmen untuk “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua” dalam perspektif “Islam Berkemajuan”. Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam Berkemajuan menyemaikan benih-benih kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran, dan keutamaan hidup secara dinamis bagi seluruh umat manusia. Islam Berkemajuan menjunjung tinggi kemuliaan manusia baik laki-laki maupun perempuan tanpa diskriminasi. Islam yang menggelorakan misi antiperang, antiterorisme, antikekerasan, antipenindasan, antiketerbelakangan, dan anti terhadap segala bentuk pengrusakan di muka bumi seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, kejahatan kemanusiaan, eksploitasi alam, serta berbagai kemungkaran yang menghancurkan kehidupan. Islam yang secara positif melahirkan keutamaan yang memayungi kemajemukan suku bangsa, ras, golongan, dan kebudayaan umat manusia di muka bumi.
Sejalan Risalah Islam Berkemajuan, gerakan Muhammadiyah “Menghadirkan Kemakmuran Untuk Semua” diwujudkan dalam praksis “Pengkhidmatan”. Khusus dalam Perkhidmatan Kebangsaan, Muhammadiyah dengan Risalah Islam Berkemajuan mengandung makna keharusan setiap warga negara untuk berkhidmat dalam membangun bangsa dan negara.
Kewajiban itu sesungguhnya merupakan perwujudan dari pandangan bahwa Indonesia adalah Dar al-‘Ahdi wa al-Syahadah, sebagai “Negara perjanjian dan kesaksian”. Muhammadiyah telah membuktikan perkhidmatannya melalui peran penting tokoh-tokoh dan organisasi dalam mentransformasi kesadaran kesukuan menjadi kesadaran kebangsaan, mencerdaskan kehidupan masyarakat, meletakkan landasan negara, dan dalam memajukan bangsa dan negara. Perkhidmatan itu terus berlanjut dan diperkokoh dengan suatu pernyataan kebangsaaan “Negara Pancasila sebagai Dar al-‘Ahdi wa al-Syahadah,” yang merupakan fikih politik baru yang membawa penyelesaian terhadap perdebatan atau kesangsian yang mungkin ada mengenai hubungan antara Islam dan negara Indonesia. Agendanya ialah pemajuan demokrasi, peningkatan ekonomi, pengembangan hukum, dan pembangunan kebudayaan.
Gerakan Muhammadiyah dalam “Menghadirkan Kemakmuran Untuk Semua” juga satu kesatuan dengan membangun “Indonesia Berkemajuan”. Dalam pandangan Muhammadiyah tentang “Indonesia Berkemajuan”, Negeri tercinta ini sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Hal itu didukung oleh sejumlah fakta positif yang dimiliki bangsa ini. Pertama, posisi geopolitik yang sangat strategis. Kedua, kekayaan alam dan keanekaragaman hayati. Ketiga, jumlah penduduk yang besar. Keempat, kemajemukan sosial budaya. Namun modal dasar dan potensi yang besar itu tidak atau belum dikelola dengan optimal dan sering disia-siakan sehingga bangsa ini kehilangan banyak momentum untuk maju dengan cepat, sekaligus menimbulkan masalah yang kompleks. Sementara stagnasi, deviasi, dan erosi berbangsa berlangsung di sejumlah bidang kehidupan seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, serta kelemahan mentalitas pada sebagian warga dan elite bangsa sehingga Indonesia sering kehilang peluang untuk menjadi negara makmur berkemajuan.