Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ
Artinya: “Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji siapa di antara kalian yang terbaik amalnya.” (QS. Al-Mulk: 2)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa hidup dan mati adalah ujian dari Allah untuk menilai kualitas amal perbuatan kita. Oleh karena itu, kita harus menyikapi takdir dengan prasangka baik, doa yang tulus, usaha maksimal, dan tawakal sepenuhnya kepada-Nya.
Niat yang ikhlas menjadi dasar setiap amal ibadah. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Artinya: “Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menghadirkan niat yang ikhlas dalam setiap aktivitas, menjadikannya sebagai ibadah kepada Allah. Hal ini mencakup memperbaiki amalan yang fardhu dan menjaga konsistensi dalam amalan sunnah, meskipun kecil dan sedikit.
Allah berfirman:
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ
Artinya: “Maka istiqamahlah (tetaplah engkau) sebagaimana diperintahkan kepadamu.” (QS. Hud: 112)
Istiqamah dalam beramal menunjukkan kesungguhan dan keteguhan hati dalam menjalankan perintah Allah. Rasulullah ﷺ juga bersabda:
سَدِّدُوا وَقَارِبُوا، وَاعْلَمُوا أَنَّهُ لَنْ يَدْخُلَ أَحَدُكُمُ الْجَنَّةَ عَمَلُهُ، قَالُوا: وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: وَلَا أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللَّهُ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَفَضْلٍ
Artinya: “Luruskanlah (amalanmu) dan mendekatlah (kepada kebenaran), dan ketahuilah bahwa tidak ada seorang pun di antara kalian yang akan masuk surga karena amalnya. Mereka bertanya, ‘Tidak juga engkau, wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Tidak juga aku, kecuali jika Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepadaku.'” (HR. Bukhari dan Muslim)
Selain itu, memiliki amalan rahasia yang hanya diketahui oleh diri sendiri dan Allah dapat menjadi bentuk keikhlasan dan kedekatan khusus dengan-Nya. Amalan seperti ini dapat menjaga hati dari riya’ dan meningkatkan kualitas spiritual kita.
Dengan demikian, marilah kita selalu memperbaiki niat, menjaga keistiqamahan dalam beramal, dan memiliki amalan-amalan rahasia yang mendekatkan diri kepada Allah. Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang ikhlas dan istiqamah. (Dwi Taufan Hidayat)