Minggu, Maret 2, 2025
No menu items!

Hari 1: Niat dan Keutamaan Puasa

Must Read

Puasa sebagai Jalan Menuju Takwa

JAKARTAMU.COM | Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi lebih dari itu, ia adalah latihan bagi jiwa untuk mengendalikan hawa nafsu, meningkatkan kesabaran, dan memperkuat ketakwaan kepada Allah ﷻ. Puasa menjadi bukti ketaatan seorang hamba yang rela meninggalkan hal-hal yang pada dasarnya halal, hanya karena perintah Allah.

Allah telah menetapkan puasa sebagai kewajiban bagi orang-orang beriman sejak dahulu kala. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

📖 Dalil Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
(QS. Al-Baqarah: 183)

Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa tujuan utama puasa adalah لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (agar kamu bertakwa). Ketakwaan adalah derajat tertinggi dalam Islam yang menjadi ukuran kemuliaan seorang hamba di sisi Allah:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara kamu.”
(QS. Al-Hujurat: 13)

Oleh karena itu, puasa bukan hanya perkara menahan lapar, tetapi lebih kepada bagaimana kita menjaga hati, lisan, dan anggota tubuh dari segala hal yang dapat mengurangi nilai ibadah ini.

Keistimewaan Puasa yang Langsung Dibalas oleh Allah

Puasa memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah, bahkan Allah sendiri yang akan membalasnya secara langsung. Dalam hadis qudsi, Rasulullah ﷺ bersabda:

📖 Hadis:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:

“كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ”

“Setiap amal anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya.”
(HR. Bukhari & Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa puasa memiliki keutamaan yang sangat tinggi. Dalam ibadah lain, pahala dapat dikalkulasi, seperti sedekah yang dilipatgandakan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat. Namun, untuk puasa, Allah tidak menyebutkan angka spesifik. Ini menunjukkan betapa besarnya pahala yang Allah siapkan bagi orang yang berpuasa dengan keikhlasan dan ketakwaan.

Bahkan dalam hadis lain, Rasulullah ﷺ bersabda:

“لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ”

“Bagi orang yang berpuasa, ada dua kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-nya.”
(HR. Bukhari & Muslim)

Kebahagiaan saat berbuka adalah kebahagiaan di dunia, karena setelah menahan diri seharian, Allah berikan nikmat saat berbuka. Sementara kebahagiaan saat bertemu dengan Allah adalah kenikmatan di akhirat, di mana Allah akan memberikan balasan yang tak terhingga bagi orang-orang yang menjalankan ibadah puasa dengan penuh keimanan.

Pentingnya Niat dalam Puasa
Dalam Islam, setiap amal harus diawali dengan niat yang ikhlas. Rasulullah ﷺ bersabda:

“إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى”

“Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung niatnya, dan seseorang akan mendapatkan (pahala) sesuai dengan apa yang diniatkannya.”
(HR. Bukhari & Muslim)

Niat puasa harus dilakukan sejak malam hari sebelum fajar tiba. Rasulullah ﷺ bersabda:

“مَنْ لَمْ يُبَيِّتِ الصِّيَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَلَا صِيَامَ لَهُ”

“Barang siapa yang tidak berniat puasa sejak malam hari, maka tidak ada puasa baginya.”
(HR. Abu Dawud, An-Nasa’i, Tirmidzi)

Karena itu, sebelum menjalankan puasa, kita harus menanamkan niat yang kuat dalam hati, karena niat adalah pembeda antara ibadah dan kebiasaan biasa.

Doa Niat Puasa
اللَّهُمَّ إِنِّي نَوَيْتُ صِيَامَ غَدٍ لِلَّهِ تَعَالَى

“Ya Allah, aku berniat puasa esok hari karena-Mu.”

atau doa lainnya:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى

“Aku berniat puasa esok hari di bulan Ramadan karena Allah Ta’ala.”

Niat ini cukup diucapkan dalam hati dengan kesadaran penuh bahwa kita menjalankan ibadah puasa semata-mata karena Allah.

Penutup
Puasa adalah ibadah yang penuh keberkahan. Ia membersihkan hati, menumbuhkan kesabaran, serta mendekatkan diri kepada Allah. Di dalamnya terdapat ladang pahala yang tak terbatas, karena Allah sendiri yang menjanjikan balasannya.

Maka, marilah kita menjalankan puasa dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menjaga hati, lisan, dan perbuatan dari segala hal yang dapat mengurangi nilai ibadah ini. Semoga Allah menerima puasa kita dan menjadikannya sebagai sarana untuk mencapai ketakwaan. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْن.
Dwi Taufan Hidayat

Dalil Muhammadiyah Mendirikan Salat Tarawih 8 Rakaat Ditambah 3 Rakaat Witir

JAKARTAMU.COM | Salat Tarawih menjadi salah satu ibadah yang paling dinantikan selama bulan Ramadan. Namun, di balik praktiknya...

More Articles Like This