BULAN Ramadan adalah bulan di mana setiap Muslim tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari segala hal yang bisa merusak pahala puasanya, termasuk menjaga lisan. Banyak orang mengira bahwa esensi puasa hanya sebatas menahan diri dari makan dan minum, padahal hakikatnya lebih dalam dari itu. Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa puasa juga mencakup pengendalian diri dari perkataan yang buruk, dusta, gibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), serta kata-kata yang sia-sia.
Lisan adalah anugerah dari Allah yang seharusnya digunakan untuk berkata baik dan membawa manfaat. Sebaliknya, jika tidak dijaga, lisan bisa menjadi sumber keburukan dan menyebabkan seseorang tergelincir ke dalam dosa. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan keji, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari)
Hadis ini mengingatkan kita bahwa puasa yang benar bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menjaga lisan dari perkataan yang tidak baik. Jika seseorang berpuasa tetapi masih berkata dusta, mencela orang lain, atau berbicara hal-hal yang sia-sia, maka puasanya kehilangan makna spiritualnya.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat Raqib dan Atid yang selalu siap mencatat.” (QS. Qaf: 18)
Ayat ini menjadi pengingat bagi kita bahwa setiap kata yang kita ucapkan akan dicatat dan dimintai pertanggungjawaban kelak di hadapan Allah. Oleh karena itu, lisan harus dijaga agar tidak keluar kata-kata yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Bahaya Lisan yang Tidak Dijaga
- Menghapus Pahala Puasa
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya selain rasa lapar dan haus.” (HR. Ibnu Majah)
Hal ini terjadi jika seseorang tidak menjaga lisannya, sehingga puasanya menjadi sia-sia.
- Menyakiti Orang Lain
Perkataan yang menyakitkan hati orang lain bisa menimbulkan dosa besar, apalagi jika dilakukan saat berpuasa. Nabi ﷺ bersabda:
“Seorang Muslim adalah orang yang kaum Muslimin selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari dan Muslim) - Menjadi Penyebab Masuk Neraka
Rasulullah ﷺ pernah ditanya tentang hal yang paling banyak menyebabkan seseorang masuk neraka, lalu beliau menjawab:
“Lisan dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi)
Ini menunjukkan betapa bahayanya lisan jika tidak dijaga dengan baik.
Cara Menjaga Lisan di Bulan Ramadhan
- Banyak Berdzikir dan Membaca Al-Qur’an
Dzikir dan membaca Al-Qur’an adalah cara terbaik untuk menjaga lisan agar tetap dalam kebaikan. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim) - Menghindari Gibah dan Namimah
Gibah (menggunjing) dan namimah (mengadu domba) adalah dosa besar yang bisa menghancurkan pahala puasa. Allah SWT berfirman:
وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ
“Dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (QS. Al-Hujurat: 12) - Menahan Amarah
Amarah sering kali membuat seseorang berkata kasar dan menyakiti orang lain. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jika salah seorang di antara kalian sedang berpuasa, maka janganlah ia berkata buruk dan jangan bertindak bodoh. Jika ada seseorang yang mencacinya atau mengajaknya bertengkar, hendaklah ia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa.'” (HR. Bukhari dan Muslim) - Memperbanyak Doa Agar Lisan Selalu dalam Kebaikan
Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah ﷺ agar lisan selalu terjaga adalah:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ لِسَانِي صَادِقًا وَقَلْبِي نَقِيًّا
“Ya Allah, jadikanlah lisanku jujur dan hatiku bersih.”
Kesimpulan
Menjaga lisan di bulan Ramadhan adalah bagian dari ibadah yang sangat penting. Puasa bukan hanya tentang menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari perkataan buruk yang bisa merusak pahala. Dengan menjaga lisan, kita tidak hanya menjaga kesucian puasa, tetapi juga memperbaiki akhlak dan hubungan dengan sesama manusia.
Marilah kita manfaatkan bulan Ramadhan ini untuk melatih lisan kita agar selalu berkata baik dan menjauhi perkataan yang sia-sia atau menyakiti orang lain. Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk menjaga lisan dan hati kita tetap bersih sepanjang bulan yang penuh berkah ini. Aamiin.
| Dwi Taufan Hidayat