JAKARTAMU.COM | Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, melainkan sebuah perjalanan spiritual yang mengajarkan kesabaran, kepedulian, dan ketakwaan. Dalam ibadah ini, Allah SWT mengajarkan kita untuk merasakan penderitaan orang-orang yang kekurangan, sehingga lahir dalam diri kita empati yang mendalam.
Puasa juga menjadi sarana untuk melatih diri dalam mengendalikan hawa nafsu. Rasulullah ﷺ bersabda:
الصِّيَامُ جُنَّةٌ
“Puasa adalah perisai.”
(HR. Bukhari, no. 1894; Muslim, no. 1151)
Dengan berpuasa, kita bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga dari perkataan yang sia-sia, kemarahan, serta perbuatan yang tidak diridai Allah. Sehingga, puasa bukan hanya mendidik jasmani, tetapi juga memperbaiki hati dan jiwa.
Puasa dan Rasa Syukur
Ketika seseorang menahan lapar dan haus dari fajar hingga senja, ia mulai menyadari betapa besar nikmat yang telah Allah berikan. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya.”
(QS. Ibrahim: 34)
Rasa syukur yang muncul dari puasa menjadikan seseorang lebih qana’ah (merasa cukup) dengan apa yang ia miliki dan tidak mudah mengeluh. Seorang mukmin yang berpuasa memahami bahwa kenikmatan dunia hanyalah sementara, sedangkan kebahagiaan sejati ada dalam kedekatan dengan Allah SWT.
Puasa dan Takwa
Allah SWT menjelaskan tujuan utama dari puasa dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
(QS. Al-Baqarah: 183)
Takwa adalah puncak dari ibadah puasa. Dengan menahan diri dari segala hal yang membatalkan dan mengurangi pahala puasa, seorang mukmin membangun kesadaran bahwa Allah selalu mengawasi. Inilah yang disebut dengan muraqabah, yakni merasa selalu diawasi oleh Allah SWT dalam setiap keadaan.
Puasa dan Keikhlasan
Puasa juga merupakan ibadah yang sangat erat dengan keikhlasan. Tidak seperti ibadah lain yang bisa terlihat oleh orang lain, puasa adalah rahasia antara seorang hamba dengan Allah. Karenanya, Allah SWT berfirman dalam hadis qudsi:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
“Setiap amal anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya.”
(HR. Bukhari, no. 1904; Muslim, no. 1151)
Keikhlasan dalam berpuasa mengajarkan kita untuk beribadah bukan demi pujian atau pengakuan dari manusia, melainkan semata-mata karena mengharapkan rida Allah SWT.
Doa Hari Ini
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الْمُتَّقِينَ
“Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang bertakwa.”
Semoga puasa kita diterima oleh Allah SWT dan menjadikan kita insan yang lebih bertakwa, lebih bersyukur, dan lebih peduli terhadap sesama. آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
— Dwi Taufan Hidayat —