JAKARTAMU.COM | Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, dan di dalamnya terdapat sepuluh malam terakhir yang lebih istimewa daripada malam-malam sebelumnya. Sepuluh malam terakhir ini adalah waktu di mana Rasulullah ﷺ semakin meningkatkan ibadahnya, memperbanyak doa, dan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ dengan sepenuh hati.
Rasulullah ﷺ dan 10 Malam Terakhir
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
“Apabila telah masuk sepuluh malam terakhir, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah ﷺ bersungguh-sungguh dalam beribadah di sepuluh malam terakhir Ramadhan. “Mengencangkan ikat pinggang” diartikan sebagai kesungguhan yang luar biasa dalam ibadah, meninggalkan urusan duniawi, dan fokus hanya kepada Allah ﷻ.
Malam yang Lebih Baik dari Seribu Bulan
Di antara keistimewaan sepuluh malam terakhir Ramadhan adalah adanya Lailatul Qadr, malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.”
(QS. Al-Qadr: 3)
Seribu bulan setara dengan lebih dari 83 tahun. Itu berarti satu malam beribadah di Lailatul Qadr lebih baik daripada beribadah selama seumur hidup! Inilah mengapa Rasulullah ﷺ mengajarkan umatnya untuk bersungguh-sungguh mencari Lailatul Qadr di sepuluh malam terakhir.
I’tikaf: Tradisi Rasulullah ﷺ di Sepuluh Malam Terakhir
Salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam sepuluh malam terakhir adalah i’tikaf, yaitu berdiam diri di masjid untuk fokus beribadah kepada Allah ﷻ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَعْتَكِفُ فِي كُلِّ رَمَضَانٍ عَشْرَةَ أَيَّامٍ، فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الَّذِي قُبِضَ فِيهِ اعْتَكَفَ عِشْرِينَ يَوْمًا
“Rasulullah ﷺ selalu beri’tikaf selama sepuluh hari di setiap bulan Ramadhan. Namun, pada tahun beliau wafat, beliau beri’tikaf selama dua puluh hari.”
(HR. Bukhari)
I’tikaf merupakan bentuk ketundukan kepada Allah ﷻ, meninggalkan kesibukan dunia, dan merenungi hubungan kita dengan-Nya. Ini adalah kesempatan emas untuk memperbaiki diri, memperbanyak doa, dan memohon ampunan.
Doa yang Diajarkan Rasulullah ﷺ
Di malam-malam terakhir Ramadhan, kita dianjurkan untuk memperbanyak doa, terutama doa yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ kepada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, Maha Mulia, Engkau mencintai pemaafan, maka maafkanlah aku.”
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)
Doa ini menunjukkan betapa pentingnya memohon ampunan kepada Allah ﷻ, karena siapa yang diampuni dosanya, maka ia akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Menghidupkan Malam dengan Shalat dan Dzikir
Sepuluh malam terakhir adalah waktu terbaik untuk memperbanyak shalat malam dan dzikir. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa yang menghidupkan Lailatul Qadr dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Bentuk ibadah yang bisa dilakukan di sepuluh malam terakhir meliputi:
- Shalat malam (qiyamul lail/tarawih & tahajud)
- Membaca dan mentadabburi Al-Qur’an
- Memperbanyak istighfar dan doa
- Bersedekah
Kesimpulan: Meraih Keberkahan di 10 Malam Terakhir
Sepuluh malam terakhir Ramadhan adalah kesempatan emas yang tidak boleh kita sia-siakan. Ini adalah waktu di mana pintu ampunan dibuka lebar, doa-doa lebih mudah dikabulkan, dan pahala berlipat ganda. Oleh karena itu, marilah kita bersungguh-sungguh dalam beribadah, meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah kita, serta memohon kepada Allah ﷻ agar diberikan taufik untuk mendapatkan malam penuh kemuliaan, Lailatul Qadr.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ وَالْمُجْتَهِدِينَ فِيهَا
“Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang bersungguh-sungguh di sepuluh malam terakhir Ramadhan.”
Semoga Allah ﷻ memberikan kita kesempatan untuk meraih keberkahan Ramadhan dan menjadikannya sebagai momen perubahan menuju kehidupan yang lebih bertakwa. Aamiin. (Dwi Taufan Hidayat)