JAKARTAMU.COM | Puasa Ramadhan adalah ibadah yang tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga membentuk kepribadian seorang Muslim agar lebih bertakwa. Namun, ibadah ini tidak sempurna tanpa zakat fitrah. Zakat fitrah adalah bentuk penyucian jiwa, pemurnian amal, dan kepedulian sosial terhadap sesama, terutama bagi kaum dhuafa yang membutuhkan.
Kewajiban Zakat Fitrah dalam Islam
Zakat fitrah adalah kewajiban bagi setiap Muslim, baik laki-laki maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak, kaya maupun miskin (selama memiliki kelebihan rezeki). Kewajiban ini berlaku sejak zaman Rasulullah ﷺ dan telah menjadi bagian dari ajaran Islam yang harus ditegakkan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(QS. At-Taubah: 103)
Dari ayat ini, kita memahami bahwa zakat bukan hanya kewajiban finansial, tetapi juga sarana untuk menyucikan diri dari sifat kikir dan egoisme.
Makna dan Hikmah Zakat Fitrah
Rasulullah ﷺ menjelaskan hikmah zakat fitrah dalam hadis berikut:
طَهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ
“Zakat fitrah itu sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan kata-kata kotor, serta sebagai makanan bagi orang miskin.”
(HR. Abu Dawud)
Hadis ini mengajarkan bahwa zakat fitrah memiliki dua fungsi utama:
- Penyucian bagi yang berpuasa
Sepanjang Ramadhan, mungkin ada kekhilafan dalam menjaga ucapan, perbuatan, dan hati. Zakat fitrah membersihkan ketidaksempurnaan dalam ibadah puasa dan menjadikannya lebih diterima oleh Allah SWT. - Bantuan bagi kaum miskin
Islam adalah agama yang sangat memperhatikan kesejahteraan sosial. Zakat fitrah memastikan bahwa pada hari raya Idul Fitri, tidak ada orang yang kelaparan atau kesulitan mendapatkan makanan.
Waktu dan Cara Mengeluarkan Zakat Fitrah
Zakat fitrah wajib dikeluarkan sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri agar tetap sah sebagai penyempurna puasa. Jika dikeluarkan setelah shalat Idul Fitri, maka statusnya menjadi sedekah biasa.
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلَاةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ، وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلَاةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ
“Barang siapa yang membayarkan zakat fitrah sebelum shalat (Idul Fitri), maka ia adalah zakat yang diterima. Dan barang siapa yang membayarkannya setelah shalat, maka ia hanyalah sedekah biasa.”
(HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Hakim)
Zakat fitrah dapat dikeluarkan dalam bentuk bahan makanan pokok sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat, seperti beras, gandum, atau kurma. Rasulullah ﷺ menentukan jumlahnya sebesar satu sha’ (sekitar 2,5-3 kg) per orang.
Doa untuk Kesucian Jiwa dengan Zakat Fitrah
Sebagaimana puasa membersihkan tubuh, zakat fitrah membersihkan jiwa. Oleh karena itu, seorang Muslim dianjurkan untuk berdoa agar ibadahnya diterima dan dirinya semakin bertakwa.
اللَّهُمَّ طَهِّرْ نُفُوسَنَا كَمَا تُطَهِّرُ أَبْدَانَنَا بِالصِّيَامِ
“Ya Allah, sucikanlah jiwa kami sebagaimana Engkau menyucikan tubuh kami dengan puasa.”
Kesimpulan
Zakat fitrah bukan sekadar kewajiban, tetapi juga wujud kepedulian, ketundukan, dan ketakwaan kepada Allah SWT. Seorang Muslim yang menunaikannya dengan penuh keikhlasan akan merasakan kebersihan hati dan keberkahan dalam hidupnya. Oleh karena itu, mari kita sempurnakan ibadah puasa kita dengan menunaikan zakat fitrah sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita dan menjadikan kita bagian dari hamba-Nya yang bertakwa. آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
Dwi Taufan Hidayat
