JAKARTAMU.COM | Ramadan adalah bulan penuh berkah yang senantiasa dinanti oleh setiap Muslim. Setiap detiknya bernilai ibadah, setiap amal kebaikan dilipatgandakan, dan setiap dosa diampuni bagi mereka yang memohon dengan penuh keikhlasan. Kini, Ramadhan akan meninggalkan kita, membawa harapan agar kita dapat berjumpa kembali dengannya di tahun mendatang. Sudah sepatutnya kita merenungi perjalanan spiritual selama satu bulan ini, menilai kualitas ibadah kita, serta memohon agar Allah menerima setiap amal yang telah kita lakukan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ، إِذَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ
“Shalat lima waktu, shalat Jumat ke Jumat berikutnya, dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya adalah penghapus dosa-dosa di antara keduanya, selama dosa-dosa besar dijauhi.” (HR. Muslim, no. 233)
Hadis ini mengingatkan kita bahwa setiap Ramadhan yang datang adalah kesempatan untuk menghapus dosa-dosa kita yang telah lalu. Maka, di akhir Ramadhan ini, kita perlu memohon kepada Allah agar ibadah yang telah kita lakukan diterima dan kita diberi kesempatan kembali untuk merasakan nikmatnya bulan suci ini di tahun berikutnya.
اللَّهُمَّ بَلِّغْنَا رَمَضَانَ قَابِلًا وَاجْعَلْنَا مِنَ الْمَقْبُولِينَ
“Ya Allah, sampaikanlah kami ke Ramadhan berikutnya dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang diterima amalnya.”
Di penghujung Ramadhan, mari kita bersungguh-sungguh dalam berdoa. Ramadhan bukan sekadar ritual tahunan, tetapi momentum untuk perubahan diri yang lebih baik. Di saat fajar Syawal menjelang, hendaknya kita tetap menjaga semangat ibadah dan keistiqamahan yang telah kita bangun selama Ramadhan. Sebab, hakikat keberhasilan Ramadhan bukanlah pada seberapa banyak ibadah yang dilakukan, tetapi pada perubahan hati dan perilaku setelahnya.
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُواْ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُواْ وَلَا تَحْزَنُواْ وَأَبْشِرُواْ بِٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami adalah Allah’, kemudian mereka istiqamah, maka turunlah kepada mereka malaikat (yang berkata), ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati, dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan kepadamu.’” (QS. Fussilat: 30)
Ayat ini mengingatkan bahwa keistiqamahan setelah Ramadhan akan membawa kita kepada ketenangan dan kebahagiaan di dunia serta janji surga di akhirat. Oleh karena itu, marilah kita memohon kepada Allah agar memberikan kita kekuatan untuk tetap istiqamah di jalan-Nya.
اللَّهُمَّ اخْتِمْ لَنَا رَمَضَانَ بِالْخَيْرِ وَاقْبَلْ صِيَامَنَا وَقِيَامَنَا
“Ya Allah, akhiri Ramadhan kami dengan kebaikan, terimalah puasa dan ibadah kami.”
Setelah melewati bulan yang penuh ampunan, tibalah saatnya kita memasuki bulan Syawal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan kita untuk berpuasa enam hari di bulan Syawal sebagai bentuk penyempurnaan ibadah Ramadhan:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan, lalu melanjutkannya dengan enam hari di bulan Syawal, maka seakan-akan ia berpuasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim, no. 1164)
Hadis ini mengajarkan bahwa ibadah tidak boleh berhenti di akhir Ramadhan. Hendaknya kita terus melatih diri agar istiqamah dalam beribadah sepanjang tahun.
Sebagai penutup, marilah kita berdoa agar Allah senantiasa membimbing kita untuk menjadi hamba-Nya yang taat, menjadikan Ramadhan ini sebagai titik awal perubahan, dan memberikan kita kesempatan untuk kembali bertemu dengan bulan suci di tahun mendatang.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الَّذِينَ يُحْسِنُونَ فِي رَمَضَانَ وَيُوَاصِلُونَ فِي الطَّاعَةِ بَعْدَهُ، وَثَبِّتْ قُلُوبَنَا عَلَى دِينِكَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ
“Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang berbuat baik di bulan Ramadhan dan tetap dalam ketaatan setelahnya. Tetapkan hati kami di atas agama-Mu, wahai Dzat yang membolak-balikkan hati.”
Aamiin, ya Rabbal ‘alamin.