JAKARTAMU.COM | Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari perbuatan yang sia-sia dan tidak bermanfaat. Dalam Islam, ibadah puasa memiliki dimensi spiritual yang mendalam, yaitu sebagai sarana penyucian jiwa, pengendalian diri, dan peningkatan ketakwaan kepada Allah ﷻ.
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
(QS. Al-Baqarah: 183)
Dalam ayat ini, Allah menegaskan bahwa tujuan utama puasa adalah untuk mencapai ketakwaan. Oleh karena itu, menahan diri dari segala perbuatan yang dapat merusak pahala puasa menjadi bagian dari upaya mencapai tujuan tersebut.
Puasa Bukan Sekadar Menahan Lapar
Rasulullah ﷺ mengingatkan bahwa ada banyak orang yang berpuasa, tetapi puasanya sia-sia karena mereka tidak menjaga lisan dan perbuatannya:
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَالْعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa, namun ia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan haus.”
(HR. Ahmad)
Hadis ini menjadi peringatan bagi kita agar tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga dari kebohongan, ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), serta segala hal yang dapat mengurangi nilai ibadah puasa kita.
Dalam hadis lain, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak butuh terhadap puasanya yang sekadar meninggalkan makan dan minum.”
(HR. Bukhari no. 1903)
Hadis ini menunjukkan bahwa puasa sejati adalah yang diiringi dengan pengendalian diri dalam segala aspek kehidupan, bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus.
Cara Menghindari Perbuatan Sia-Sia saat Puasa
- Menjaga Lisan dan Perbuatan
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَسْخَبْ فَإِنِ امْرُؤٌ شَاتَمَهُ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ
“Jika salah seorang di antara kalian berpuasa, maka janganlah berkata kotor dan jangan bertindak bodoh. Jika ada seseorang mencelanya atau mengajaknya bertengkar, maka hendaknya ia berkata, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa.’”
(HR. Bukhari no. 1904, Muslim no. 1151)
Dari hadis ini, kita diajarkan untuk mengendalikan emosi dan tidak mudah terpancing dalam perdebatan yang tidak perlu.
- Mengisi Waktu dengan Kebaikan
Puasa adalah momen untuk meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Gunakan waktu di bulan Ramadhan untuk membaca Al-Qur’an, berzikir, bersedekah, serta membantu sesama. - Menjauhi Perbuatan yang Mengurangi Pahala Puasa
Menonton hal-hal yang tidak bermanfaat, bergosip, atau melakukan perbuatan maksiat adalah hal-hal yang bisa mengurangi keberkahan puasa. Oleh karena itu, hendaknya kita lebih selektif dalam memilih aktivitas selama Ramadhan.
Doa Agar Dijauhkan dari Perbuatan Sia-Sia
Sebagai bentuk ikhtiar dalam menjaga puasa agar tetap bernilai di sisi Allah ﷻ, mari kita panjatkan doa berikut:
اللَّهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِي وَنَقِّنِي مِنَ السُّوءِ وَالسِّئَاتِ
“Ya Allah, sucikanlah hatiku dan jauhkan aku dari keburukan.”
Semoga Allah ﷻ menerima amal ibadah kita, menjadikan puasa kita penuh keberkahan, dan menghindarkan kita dari segala hal yang dapat mengurangi nilai ibadah ini. Aamiin. (Dwi Taufan Hidayat)