Rabu, Januari 22, 2025
No menu items!

Harmoni dalam Sebuah Grup WA

Must Read

JAKARTAMU.COM | Pagi itu, mentari baru saja merekah, mengusir sisa-sisa kegelapan malam. Suara burung berkicau merdu, seolah menyambut semangat baru yang terpancar dari layar ponsel masing-masing anggota grup WhatsApp yang bernama “Harmoni Kita.” Grup ini dihuni oleh berbagai lapisan masyarakat, dari ibu rumah tangga, karyawan, hingga pensiunan, yang semua berbagi cerita, canda, dan informasi.

Admin grup, Pak Ridwan, seorang pensiunan guru, membuka pagi dengan sapaan hangat. “Salam sehat untuk semua! Alhamdulillah, mari kita jalani hari ini dengan semangat baru dan penuh rasa syukur.”

Ucapannya diikuti oleh berbagai tanggapan dari anggota grup, yang mengirimkan emoji senyum, doa, dan harapan baik.

Pak Ridwan melanjutkan pesannya. “Bapak-bapak, ibu-ibu, mari kita jaga grup ini agar tetap menjadi wadah komunikasi yang penuh kebersamaan. Jangan sampai diskusi kita, terutama tentang politik, membuat energi kita terkuras. Anggaplah diskusi politik sebagai bumbu kehidupan yang perlu, tapi jangan sampai mendominasi. Posting politik? Tidak apa-apa, asalkan kita tetap santai dan tidak mudah tersulut emosi.”

Pesan ini membawa anggota grup ke refleksi tentang pentingnya menjaga suasana harmonis. Di layar ponsel masing-masing, mereka membaca dan merenungkan setiap kata yang Pak Ridwan sampaikan.

Seorang ibu muda, Siti, yang biasanya hanya menjadi pembaca setia, kali ini memberanikan diri untuk menulis. “Terima kasih, Pak Ridwan. Saya setuju, terkadang kita terlalu serius menanggapi sesuatu yang seharusnya bisa kita lewati dengan senyuman. Mari kita ciptakan suasana yang lebih santai dan positif.”

Lalu, Pak Ahmad, yang dikenal sebagai tokoh masyarakat di lingkungan mereka, menambahkan, “Betul sekali, Ibu Siti. Kita semua di grup ini setara. Tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Mari kita saling menghargai dan memperkuat tali silaturahmi kita.”

Pak Ridwan kemudian melanjutkan pesannya tentang pentingnya berbagi pengalaman dan kesuksesan. “Jangan ragu untuk membagikan keberhasilan, baik besar maupun kecil. Semua itu bisa menjadi inspirasi bagi yang lain. Dan ingat, tidak ada yang lebih penting dari yang lain. Kita semua memiliki peran yang sama dalam menjaga harmoni di grup ini.”

Melati, seorang ibu rumah tangga yang gemar memasak, merasa terinspirasi. Dia mengunggah foto hasil masakan terbarunya, lengkap dengan resep sederhana. “Semoga resep ini bisa menjadi inspirasi untuk menu makan siang hari ini,” tulisnya.

Tanggapan positif pun berdatangan, memberikan semangat baru bagi Melati.

Namun, dalam perjalanan grup ini, tak jarang ada anggota yang terjebak dalam perdebatan sengit, terutama saat menyentuh isu-isu sensitif seperti agama dan politik. Menghadapi hal ini, Pak Ridwan mengingatkan, “Jangan biarkan perbedaan membuat kita terpecah. Sebaliknya, jadikan perbedaan itu sebagai kekayaan yang memperluas wawasan kita. Jika ada yang tidak setuju, cukup hapus dari ponsel dan lanjutkan hari dengan tenang.”

Kata-kata bijak itu menjadi pengingat bagi semua anggota. “Kadang kita terlalu cepat bereaksi,” gumam Joko, seorang pegawai bank yang sering kali terpancing oleh komentar yang tidak sejalan dengan pandangannya. “Mulai sekarang, aku akan lebih tenang.”

Suasana grup menjadi semakin harmonis dengan berbagai diskusi santai dan cerita yang menyentuh. Setiap anggota mulai belajar untuk tidak mudah tersinggung dan lebih banyak tersenyum dalam menanggapi postingan, bahkan yang kurang berkenan.

Pada suatu hari, ada anggota baru yang bergabung. Pak Ridwan memperkenalkannya dengan penuh antusiasme. “Selamat datang, Bu Ratna! Semoga kehadiran Bu Ratna menambah warna di grup kita.”

Bu Ratna, seorang pensiunan dosen, merasa tersanjung dengan sambutan hangat itu. Dia berbagi cerita tentang pengalamannya dalam dunia pendidikan, yang menjadi inspirasi baru bagi anggota grup lainnya.

Hari-hari berlalu, dan grup “Harmoni Kita” semakin berkembang. Setiap anggota merasa dihargai dan didukung, apapun latar belakang mereka. Perbedaan yang ada bukan lagi menjadi jurang pemisah, melainkan jembatan yang menghubungkan hati-hati yang berbeda, namun bersatu dalam satu tujuan: kebersamaan.

Pak Ridwan, di akhir pesannya, menulis, “Mari kita terus jaga grup ini. Jangan hanya menjadi pembaca, tapi berkontribusilah. Sebuah grup hidup dari partisipasi anggotanya. Jangan pula keluar dari grup hanya karena berbeda pendapat. Ingat, kita di sini untuk saling mendukung, bukan mencari musuh.”

Anggota grup merasa tergerak dengan kata-kata itu. Mereka menyadari, keindahan sebuah komunitas terletak pada bagaimana setiap anggotanya saling memahami, mendukung, dan menjaga harmoni.

Dan begitulah, grup “Harmoni Kita” terus berjalan, seperti aliran sungai yang tak pernah kering, mengalirkan kesejukan bagi setiap jiwa yang bernaung di dalamnya. Dengan doa dan harapan yang terpatri di hati mereka, mereka terus melangkah bersama, menjaga semangat kebersamaan yang telah terjalin.

Dwi Taufan Hidayat, Penasehat Takmir Mushala Al Ikhlas Bergas Kidul Kabupaten Semarang

Menteri KKP Pastikan Penyelidikan Pagar Laut Tangerang Targetkan Pelaku

TANGERANG, JAKARTAMU.COM | Penyelidikan terkait pemasangan pagar laut sepanjang 30,16 kilometer di pesisir utara Kabupaten Tangerang, Banten, masih terus...

More Articles Like This