SURABAYA, JAKARTAMU.COM | Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti dikenal gaya komunikasi yang kerap menyelipkan guyonan segar. Kendati berbicara tentang isu serius seperti pendidikan anak dan pembangunan karakter bangsa, humor Abdul Mu’ti mampu membuat audiens tetap tertarik dan memahami pesannya dengan cara yang ringan.
Ini pula yang terjadi dalam Sidang Pleno Kongres Ke-18 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Gedung Muzdalifah, Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Kamis (13/2/2025). Mu’ti yang didaulat sebagai pembiacara menyampaikan pesan tentang pentingnya pendidikan sejak dalam kandungan. Dia ingin kader-kader Muslimat NU melahirkan anak-anak hebat untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
Baca juga: Abdul Mu’ti Ungkap Hasil Kajian Condong Tetap Ada Zonasi
“Kalau ibu-ibu Muslimat NU biasa membaca salawat dan rajin mengaji, insyaallah anaknya kelak juga rajin dan pandai bersalawat. Tapi kalau saat hamil sering menyanyikan lagu ‘Alamat Palsu’, bisa jadi anaknya nanti sibuk mencari alamat yang benar,” selorohnya, disambut gelak tawa hadirin, dikutip dari NU Online.
Alamat Palsu adalah judul lagu penyanyi Ayu Ting Ting. Meski dibalut humor, pesan yang disampaikan Mu’ti bermakna bahwa pendidikan tidak hanya dimulai saat anak lahir, tetapi bahkan sejak dalam kandungan.
Para ahli menyebutkan bahwa 75 persen perkembangan otak terjadi di masa kandungan, sisanya terjadi setelah lahir. Oleh karena itu, asupan nutrisi dan stimulasi yang baik sejak dini sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup anak.
“Kami melihat arti penting pendidikan prasekolah ini sebagai bagian dari upaya membangun generasi Indonesia yang kuat dan hebat,” ujar Mu’ti.
Sebagai bagian dari upaya mendukung tumbuh kembang anak, Presiden Prabowo Subianto mencanangkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini ditujukan bagi anak-anak dari jenjang TK hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), serta ibu hamil dan menyusui.
Baca juga: Mendikdasmen Abdul Mu’ti Apresiasi Masjid Al Jihad Banjarmasin sebagai Percontohan Nasional
Mu’ti menekankan bahwa periode emas dalam perkembangan anak meniscayakan peran besar Muslimat NU dalam mencetak generasi unggul. “Kami sangat berharap ibu-ibu Muslimat NU dapat turut serta bersama kami dalam mendidik generasi penerus bangsa,” katanya.
Sebagai bagian dari program pembangunan karakter anak, Kemendikdasmen juga mencanangkan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Tujuh kebiasaan tersebut meliputi bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bersosialisasi, serta tidur tepat waktu.
“Program ini membutuhkan dukungan Muslimat NU karena bertujuan untuk membangun karakter anak melalui kebiasaan yang akan berkembang menjadi kepribadian. Dari kepribadian inilah akan lahir keadaban dan peradaban bangsa yang lebih maju,” pungkas Mu’ti.