JAKARTAMU.COM | Penurunan tajam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) baru-baru ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar dan masyarakat luas. Pada 18 Maret 2025, IHSG anjlok sebesar 3,84% ke level 6.223,38, bahkan sempat dihentikan sementara oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah penurunan mencapai 5%.
Penyebab penurunan ini multifaset. Salah satu faktor utama adalah aksi jual besar-besaran oleh investor asing yang menarik dananya dari pasar Indonesia. Selain itu, kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi global dan domestik turut mempengaruhi sentimen pasar.
Di tengah situasi ini, muncul pernyataan dari kelompok tertentu yang menyatakan bahwa mereka lebih membutuhkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dibandingkan memperhatikan fluktuasi IHSG. Program MBG, yang diluncurkan oleh pemerintah, bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat, khususnya anak-anak sekolah, guna membentuk generasi yang sehat dan produktif.
Penting untuk memahami bahwa IHSG merupakan indikator kesehatan ekonomi nasional. Penurunan IHSG dapat mencerminkan menurunnya kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi investasi, lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Oleh karena itu, meskipun program seperti MBG memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, stabilitas dan pertumbuhan ekonomi makro tetap menjadi fondasi utama untuk mendukung berbagai program sosial.
Sebagai masyarakat, penting untuk memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai hubungan antara indikator ekonomi seperti IHSG dan program sosial seperti MBG. Kesejahteraan masyarakat tidak hanya ditentukan oleh satu aspek saja, melainkan merupakan hasil dari sinergi berbagai faktor, termasuk stabilitas ekonomi, program sosial, dan partisipasi aktif seluruh elemen bangsa. (Dwi Taufan Hidayat)
