JAKARTAMU.COM | Industri perbankan syariah Indonesia membukukan laba bersih sebesar Rp10,64 triliun per September 2024.
Berdasarkan Statistik Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dikutip Kamis (12/12/2024), capaian tersebut tumbuh 7,54% secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp9,89 triliun.
BACA JUGA: Kinerja Bank Syariah Bervariasi: BSI Catat Laba Terbesar, Rp5,1 Triliun
Bank Umum Syariah (BUS) masih mendominasi laba industri dengan nilai Rp7,13 triliun atau tumbuh 11,48% YoY dari Rp6,4 triliun pada September 2023.
Sementara itu, Unit Usaha Syariah (UUS) mencatatkan pertumbuhan tipis sebesar 0,31%, dari Rp3,5 triliun menjadi Rp3,51 triliun pada periode yang sama.
Pertumbuhan laba perbankan syariah terutama ditopang pendapatan operasional setelah bagi hasil yang mencapai Rp32,17 triliun atau naik 2,51% dari Rp31,38 triliun tahun lalu.
BACA JUGA: Bank Mega Syariah Catat Laba Bersih Rp136,17 Niliar, Naik 28,79 Persen
Namun, pendapatan operasional lainnya justru turun 9,64% menjadi Rp7,82 triliun dibandingkan Rp8,65 triliun pada September 2023.
Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) sekaligus Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) Hery Gunardi menyatakan industri perbankan syariah memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan di tengah tantangan yang ada.
Menurutnya, kolaborasi antara perbankan syariah dan pemangku kepentingan dapat membantu mengoptimalkan potensi tersebut. “Masih terdapat ruang tumbuh bagi perbankan syariah. Namun memang, jika melihat perbankan syariah di Indonesia, masih ada beberapa isu yang dapat menjadi perhatian kita secara bersama-sama,” ujarnya dalam keterangan tertulis pekan lalu.
BACA JUGA: Kinerja Bank Syariah