KUPANG, JAKARTAMU.COM | Sukses Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Kupang tak lepas dari peran Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam). Kesigapan barisan para militer ini memperlancar setiap acara.
Selain laki-laki, pasukan Kokam di arena Tanwir Muhammadiyah juga terdiri atas barisan perempuan. Salah satu Kokamwati itu adalah Afra Asmici Dian, mahasiswi semester 7 Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK).
Afra mengapresiasi menyampaikan apresiasi atas pelayanan yang diberikan Muhammadiyah kepada setiap orang tanpa terkecuali.
Baca juga: Krismuha: 83 Persen Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kupang Adalah Non-Islam
Mahasiswa asal Flores ini menyampaikan, sebelum bergabung dengan Kokam, dirinya juga sempat aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) pada semester awal. Namun dia mulai mengurangi aktivitas organisasi karena ingin fokus menyelesaikan tugas akhir skripsi.
Soal pengalaman kuliahnya, Afra yang beragama Katolik mengaku diterima hangat di UMK, yang notabene adalah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Islam.
“Kami merasa senang di sini. Bisa diterima dengan baik, teman-teman kita saling bantu dan akrab,” katanya, dikutip dari muhammadiyah.or.id.
Tak hanya itu, air mukanya juga terlihat sumringah ketika membicarakan tentang mata kuliah Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). Afra telah mengikuti mata kuliah AIK.
Afra mengaku tidak begitu mengalami kesulitan ketika belajar AIK. Namun dia merasa lumayan kesulitan ketika belajar Bahasa Arab. “Itu tulisannya yang panjang-panjang garis-garis (hijaiyah) agak susah, tapi dukungan kita punya teman ada dan mereka baik-baik,” imbuhnya.
Belajar mata kuliah AIK menurut Afra tidak soal nilai, tapi juga tentang pengalaman lebih-lebih untuk urusan toleransi. Di mata Afra, toleransi di Muhammadiyah tak hanya sebatas kata tapi sudah dilakukan secara nyata.
Baca juga: Krismuha Irma Amelia Tak Ragu Pilih UMJ untuk Perdalam Ilmu
“Kita ini yang berbeda agama saya kira tidak bisa. Tapi di Muhammadiyah kita diterima dengan baik, tidak hanya ucapan kita bersama-sama dengan melakukan,” ungkapnya.
Ternyata tak hanya dirinya yang menempuh pendidikan di UMK, tapi anak dari pasangan Phlipus Jemurut dan Ibu Yustina Linas yang lain kuliah di UMK, yaitu kakanya sudah menyelesaikan studi di UMK dan adiknya saat ini sedang menjalani kuliah di UMK.
“Bapak kami bersyukur ada Muhammadiyah sebagai tempat belajar anak-anaknya. Terlebih kita sebagai keluarga yang kurang mampu,” katanya.
Afra berharap aksi sosial, kemanusiaan, dan pendidikan yang dilakukan Muhammadiyah semakin luas, sehingga dapat memberikan manfaat lebih banyak bagi lagi masyarakat yang merasakannya.