JAKARTAMU.COM | Iskak Darmo Suwiryo adalah salah satu nama besar dalam dunia komedi Indonesia. Lahir di Surakarta pada 3 Maret 1933, ia dikenal sebagai pelawak dengan karakter unik yang mewarnai layar kaca serta panggung hiburan nasional selama beberapa dekade. Sebagai bagian dari Kwartet Jaya dan acara legendaris Ria Jenaka, Iskak tidak hanya menghibur masyarakat, tetapi juga meninggalkan warisan tak ternilai dalam sejarah komedi Tanah Air.
Awal Kehidupan dan Pendidikan
Iskak menghabiskan masa kecil dan remajanya di Surakarta, kota yang dikenal dengan kekayaan budaya dan tradisinya. Ia menempuh pendidikan di SMA Negeri 4 Surakarta sebelum melanjutkan ke Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM). Keputusan untuk berkuliah di UGM menunjukkan bahwa Iskak memiliki potensi akademik yang cukup tinggi dan berpeluang besar untuk meniti karier di bidang ekonomi, seperti menjadi pegawai negeri, bankir, atau profesional di perusahaan swasta.

Namun, jiwa seninya lebih dominan. Meskipun menempuh studi ekonomi, Iskak lebih tertarik pada dunia hiburan, khususnya komedi. Keputusan ini berani, terutama di era ketika profesi pelawak belum sepenuhnya dianggap sebagai pilihan karier yang menjanjikan.
Awal Karier di Dunia Komedi
Perjalanan Iskak di dunia komedi dimulai dari kompetisi lawak yang diadakan di berbagai daerah. Keahlian dalam membangun humor yang cerdas, serta pembawaannya yang khas, membuatnya cepat dikenal. Kemampuannya berimprovisasi dan menciptakan tawa dari situasi sederhana menjadi daya tarik utama yang membedakannya dari pelawak lain pada masanya.

Dari panggung kecil, Iskak mulai merambah ke dunia hiburan nasional. Ia mendapatkan kesempatan tampil dalam berbagai program televisi dan film. Salah satu titik balik dalam kariernya adalah saat bergabung dengan Kwartet Jaya, kelompok lawak yang juga diperkuat oleh tiga nama besar lainnya: Bing Slamet, Ateng, dan Eddy Sud.
Kwartet Jaya: Puncak Popularitas
Kwartet Jaya menjadi fenomena dalam industri hiburan Indonesia. Grup ini menawarkan humor segar dengan konsep yang matang, sering kali mengangkat situasi sosial yang dekat dengan kehidupan masyarakat. Dengan keempat personelnya yang memiliki karakter berbeda, grup ini menghadirkan komedi yang kaya warna dan relevan dengan berbagai kalangan.
Kehadiran Kwartet Jaya di berbagai program televisi dan film menjadikan mereka ikon komedi era 1970-an. Kepiawaian Iskak dalam membangun punchline yang kuat dan ekspresi wajahnya yang khas semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pelawak terbaik di Indonesia.
Era Ria Jenaka dan TVRI
Setelah sukses bersama Kwartet Jaya, Iskak semakin dikenal melalui acara Ria Jenaka yang tayang di TVRI. Acara ini menjadi bagian penting dari sejarah pertelevisian Indonesia, menghibur jutaan pemirsa di era Orde Baru.
Selain menampilkan sketsa humor yang segar, Ria Jenaka juga mengandung unsur edukasi dan kampanye program pembangunan pemerintah. Meskipun dikemas dalam bentuk komedi, acara ini memiliki peran strategis dalam menyampaikan pesan-pesan sosial dan kebijakan pemerintah kepada masyarakat dengan cara yang lebih ringan dan mudah diterima.
Di Ria Jenaka, Iskak berduet dengan Ateng dalam berbagai sketsa yang mengundang tawa. Kombinasi Ateng yang berperan sebagai sosok polos dengan tubuh mungil dan Iskak yang lebih tinggi dengan pembawaan lebih serius namun tetap jenaka, menciptakan chemistry luar biasa yang dicintai penonton.
Kiprah di Dunia Film
Tak hanya di dunia lawak dan televisi, Iskak juga terjun ke industri perfilman. Ia tampil dalam sejumlah film komedi yang semakin mengukuhkan eksistensinya sebagai salah satu komedian papan atas Indonesia. Beberapa film yang ia bintangi menjadi favorit di masanya, mengukuhkan perannya sebagai pelawak yang multitalenta.
Di era 1970-an hingga 1980-an, perfilman Indonesia mengalami perkembangan pesat, dan film komedi menjadi salah satu genre yang paling diminati. Keberadaan Iskak bersama para komedian lain seperti Ateng dan Eddy Sud menjadi bagian penting dari kejayaan film komedi nasional pada masa itu.
Gaya Komedi dan Pengaruhnya
Gaya komedi Iskak dikenal dengan humor yang ringan namun cerdas. Ia tidak mengandalkan slapstick secara berlebihan, melainkan lebih pada permainan kata, ekspresi, dan situasi komedi yang bisa terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Keahliannya dalam menghadirkan humor yang menghibur tanpa terkesan berlebihan membuatnya diterima oleh berbagai kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa. Dalam banyak hal, ia turut membentuk standar komedi di Indonesia, khususnya dalam dunia sketsa televisi.
Akhir Hayat dan Warisan
Setelah puluhan tahun menghibur masyarakat, Iskak menghembuskan napas terakhir pada 16 Januari 2000. Kepergiannya meninggalkan duka bagi dunia hiburan Indonesia. Namun, warisannya dalam dunia komedi tetap abadi.
Karya-karyanya masih dikenang, terutama oleh mereka yang tumbuh di era keemasan komedi Indonesia. Tayangan ulang Ria Jenaka dan film-film lawas yang dibintangi Iskak menjadi bukti bahwa humornya tetap relevan, bahkan bagi generasi yang lebih muda.
Iskak Darmo Suwiryo adalah contoh nyata bagaimana komedi bisa menjadi jalan hidup yang sukses. Dari seorang mahasiswa ekonomi di UGM hingga menjadi legenda komedi, perjalanannya penuh dengan warna dan inspirasi.
Pilihan hidupnya untuk terjun ke dunia lawak bukan hanya memberinya kesuksesan pribadi, tetapi juga memberikan kebahagiaan bagi jutaan orang. Warisannya terus hidup dalam ingatan para pecinta komedi, menjadikannya salah satu pelawak paling berpengaruh dalam sejarah hiburan Indonesia.