JAKARTAMU.COM | Ribuan bom yang dijatuhkan militer Israel secara membabi buta dalam 15 bulan agresi di Jalur Gaza mengakibatkan kerusakan sangat parah yang tak terbayangkan. Sebagian besar situs-situs bersejarah dan arkeologi penting yang mencatat peradaban Palestina hancur dalam aksi genosida brutal tersebut.
Menurut Biro Pusat Statistik Palestina (PCBS), lebih dari 300.000 bangunan telah hancur sebagian atau sepenuhnya sejak Israel melakukan perang genosida terhadap Gaza pada 7 Oktober 2023.
Besarnya skala kehancuran ini semakin memperkuat tuduhan bahwa Israel tengah melakukan “genosida budaya” di wilayah tersebut. Kerusakan terhadap warisan budaya juga menimbulkan kekhawatiran akan dampak jangka panjang bagi masyarakat Gaza dan dunia penelitian ilmiah.
Baca juga: Israel Ledakkan 20 Bangunan di Kamp Pengungsi Jenin
Arkeolog Simon Brelaud kepada Anadolu menyatakan, dia menyoroti adanya penghancuran sistematis terhadap artefak dan situs sejarah.
Brelaud, yang pada 2013 bekerja dengan tim yang mempelajari artefak hasil penggalian di Gaza, menggambarkan berbagai kesulitan yang mereka hadapi saat melakukan ekskavasi.
Ia juga menuturkan bahwa rekan-rekannya di Palestina kerap menghadapi tantangan dalam mengumpulkan dan mendokumentasikan temuan mereka.
“Sama seperti kebanyakan orang, saya tidak bisa masuk ke Gaza,” kata Brelaud.
Dia pun menjelaskan betapa sulitnya mendokumentasikan kondisi situs arkeologi di tengah konflik seraya mengutip pendapat sejarawan dan arkeolog Hayam al-Betar bahwa 95 persen situs bersejarah di Gaza telah rusak dan hancur total akibat agresi brutal Israel.
Baca juga: Israel Serang Gaza di Tengah Gencatan Senjata, Bocah 5 Tahun Tewas
Brelaud lebih lanjut menyoroti kerusakan sejumlah situs arkeologi di Gaza dan Rafah.
“Yang lebih mengkhawatirkan, ada laporan bahwa Tell es-Sakan, sebuah situs penting, telah dihancurkan. Bahkan, pasukan pendudukan dilaporkan menggunakan buldoser untuk meratakan area tersebut,” ujarnya.
Meski beberapa bangunan bersejarah yang rusak masih mungkin untuk dipugar, Brelaud menegaskan bahwa situs arkeologi yang telah hancur tak dapat dipulihkan lagi.
Ia juga menekankan pentingnya Gaza dan daerah sekitarnya dalam sejarah Palestina serta kawasan Timur Tengah secara lebih luas. Seperti halnya rakyatnya, kelestarian warisan budaya Gaza harus dilindungi dan dijaga.
Sumber: Anadolu